- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Hadapi September Effect, Reliance Unggulkan Saham Perbankan dan Properti
Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Reliance Sekuritas Indonesia menilai gejolak pasar saham akibat September Effect justru membuka peluang akumulasi, terutama pada sektor perbankan dan properti yang diprediksi mendapat dukungan tren penurunan suku bunga serta kebijakan pemerintah di bidang perumahan.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Arifin, mengatakan koreksi pasar yang biasanya terjadi satu hingga dua hari bisa dimanfaatkan sebagai momentum beli.
“Jika terjadi turbulensi satu sampai dua hari, pada hari ketiga bisa selektif membeli saham-saham yang prospektif, khususnya yang sensitif terhadap penurunan suku bunga,” ujar Arifin dalam webinar daring, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga: Membaca Prospek Saham Penjualan naik 55% YoY menjadi US$46,7 miliar, Peluang Tambah Besar di Era AI?
Menurutnya, perbankan dan properti menjadi sektor utama yang berpeluang tumbuh karena dipengaruhi faktor fundamental dan stimulus kebijakan. Sementara itu, energi baru terbarukan (EBT) dinilai semakin atraktif seiring regulasi pemerintah yang mendorong bauran energi bersih. Sektor konstruksi juga masih memiliki ruang pertumbuhan berkat kelanjutan proyek pembangunan nasional.
Arifin menekankan agar investor tidak semata-mata terpaku pada aksi korporasi emiten seperti buyback saham atau pembagian dividen interim. “Ketika ada sentimen buyback, investor harus menilai kesehatan keuangan emiten, apakah prospektif ke depan atau tidak,” katanya.
Direktur Reliance Sekuritas, Reza Priyambada, menambahkan strategi investasi pada September sebaiknya tetap selektif. Ia menilai faktor kinerja individual emiten lebih penting dibanding hanya mengikuti tren makro atau pergerakan indeks.
“Yang harus dilihat justru adalah kinerja individual saham. Fundamental, prospek, dan timing pembelian saham menjadi faktor penentu,” ujar Reza.
Baca Juga: IHSG Catat Rekor Tertinggi, Bursa Karbon Terus Tumbuh di Agustus 2025
Reza menjelaskan, meskipun September Effect secara historis identik dengan tekanan pasar, arah pergerakan bisa berbeda bergantung pada sentimen global maupun domestik. Dengan strategi yang terukur, investor tetap berpeluang meraih imbal hasil positif. “Selama fokus pada emiten dengan fundamental kuat, September bisa menjadi momentum awal yang baik menuju kuartal IV,” jelasnya.
Reliance Sekuritas menyarankan strategi defensif namun oportunistik sepanjang September. Koreksi jangka pendek disarankan untuk dimanfaatkan sebagai akumulasi, terutama pada saham sektor perbankan, properti, EBT, dan konstruksi. Sektor-sektor tersebut dinilai akan diuntungkan dari arah kebijakan suku bunga yang cenderung turun dan stimulus pemerintah terhadap pembangunan serta energi terbarukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: