Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indeks Dolar Melemah, Rupiah Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

        Indeks Dolar Melemah, Rupiah Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat (3/10/2025) seiring ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve (The Fed) pada akhir Oktober. Investor mengabaikan kekhawatiran penutupan sementara pemerintah AS dan lebih memfokuskan perhatian pada data ketenagakerjaan swasta yang melemah.

        Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan peluang sebesar 99,3 persen The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi dalam rapat akhir Oktober, setelah sebelumnya menurunkan suku bunga 25 basis poin pada September, menurut CME Fedwatch.

        "Ekspektasi ini menguat setelah data PHK Challenger menunjukkan perusahaan-perusahaan AS tetap memangkas tenaga kerja pada September, meski dengan laju lebih lambat dibanding bulan sebelumnya," ujar Ibrahim dikutip, Sabtu (4/10/2025).

        Baca Juga: Dolar Turun Sementara Rupiah Coba Bertahan, Pasar Sedang Gelisah?

        Ibrahim mengatakan, data penggajian ADP juga mencatat penurunan tajam tenaga kerja, di tengah penundaan publikasi data penggajian non-pertanian resmi akibat penutupan pemerintah.

        Selain itu, The Fed sebelumnya menyebut meningkatnya risiko pasar tenaga kerja sebagai alasan utama pemangkasan suku bunga pada September. Namun, sebagian pejabat masih meragukan perlunya pemangkasan lebih lanjut, mengingat inflasi AS masih berada pada level tinggi.

        Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) September 2025 sebesar 0,21 persen (mtm) atau 2,65 persen (yoy), tetap berada dalam kisaran target 2,5 ± 1 persen. Inflasi inti September tercatat 0,18 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 0,06 persen (mtm). Kenaikan inflasi inti didorong harga emas perhiasan global dan biaya kuliah awal tahun ajaran baru.

        Baca Juga: Rupiah Anjlok, Bos BI Optimalkan Seluruh Intrumen Sesuai Fundamental

        “Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter serta sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah pusat maupun daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” ujarnya

        Secara tahunan, inflasi inti September 2025 tercatat 2,19 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dari 2,17 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

        Sementara itu, rupiah ditutup menguat 43 poin pada perdagangan akhir pekan di level Rp16.555 per dolar AS, setelah sempat melemah 25 poin di awal sesi. Untuk perdagangan Senin depan, rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat di kisaran Rp16.520–Rp16.560 per dolar AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Djati Waluyo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: