Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menilik Arah Suku Bunga, Jepang Waspadai Dampak Tarif AS

        Menilik Arah Suku Bunga, Jepang Waspadai Dampak Tarif AS Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank of Japan (BOJ) mempertahankan pandangan yang berhati-hati namun relatif optimistis terhadap prospek ekonomi, tetapi memperingatkan adanya ketidakpastian yang berlarut terkait dampak tarif impor dari Amerika Serikat (AS).

        BOJ mempertahankan penilaian ekonomi untuk delapan wilayahnya yang dinyatakan pulih secara moderat atau mulai meningkat”dan menurunkan penilaian untuk satu wilayah. Meski demikian, pihaknya menunjukkan kecenderungan untuk menunggu lebih banyak data sebelum memutuskan kenaikan suku bunga.

        Baca Juga: Bursa Asia Hijau, Pasar Saham Jepang Meroket Tinggi!

        “Kenaikan upah kemungkinan akan terus berlanjut karena kekurangan tenaga kerja yang bersifat struktural. Namun sulit memprediksi hasil pembicaraan upah tahun depan karena dampak tarif terhadap laba perusahaan baru akan terlihat mulai sekarang,” ujar Manajer Cabang Bank Sentral Jepang Osaka, Kazuhiro Masaki, dilansir dari Reuters, Selasa (7/10).

        “Pada tahap ini, sulit mengatakan kapan kita akan memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai dampak tarif tersebut," tambahnya.

        Penilaian ini akan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan bank sentral dalam memutuskan untuk menaikkan atau mempertahankan suku bunga acuan 0,5%. Hal itu sendiri kemungkinan akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 29–30 Oktober.

        Gubernur Bank Sentral Jepang, Kazuo Ueda sebelumnya menyatakan ingin mempelajari lebih banyak data untuk menilai apakah perusahaan mampu menghadapi tekanan tarif sambil terus menaikkan upah dan belanja modal.

        BOJ mencatat sebagian perusahaan mungkin harus menahan kenaikan upah jika tarif menyebabkan penurunan tajam pada laba, sementara perusahaan lain tetap berencana menaikkan upah karena kekurangan tenaga kerja, kenaikan upah minimum, dan biaya pangan.

        Meski tarif membebani ekspor dan produksi, beberapa wilayah melihat permintaan pesanan terkait kecerdasan buatan (AI) menopang perekonomian mereka. Banyak perusahaan juga tetap berencana meningkatkan belanja modal untuk memperlancar operasi dan memenuhi permintaan teknologi informasi, meski sebagian menunda rencana tersebut karena ketidakpastian tarif.

        Manajer Cabang Bank Sentral Jepang Nagoya, Hiroshi Kamiguchi mengatakan bahwa produsen mobil sudah terdampak tarif pada laba mereka, namun penjualan dalam pasar terkait masih kuat di AS.

        “Perusahaan melihat kesepakatan dagang sebagai kemajuan besar yang mengurangi ketidakpastian, tetapi mereka tetap melihat banyak ketidakpastian ke depan,” kata Kamiguchi.

        Baca Juga: BYD, Tesla dan Perusahaan Jepang Bangun Pabrik Otomotif Senilai Ratusan Miliar

        Ueda mengisyaratkan kesiapan bank sentral untuk kembali menaikkan suku bunga jika prospek menunjukkan ekonomi dapat mempertahankan inflasi yang stabil, didorong oleh kenaikan upah dan permintaan domestik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: