Reli Harga Emas Berlanjut, Tekanan Geopolitik Jadi Dorongan Terbaru!
Kredit Foto: Istimewa
Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada perdagangan di Senin (6/10). Kenaikan ini didorong ekspektasi semakin kuat soal pemangkasan bunga serta meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan politik di Prancis, Jepang dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (7/10), Harga emas spot naik 1,8% menjadi US$3.956,19. Sementara emas berjangka naik 1,7% ke US$3.976,3.
Baca Juga: Grayscale Luncurkan Fitur Staking Dalam Produk Investasi Ethereum dan Solana
Logam mulia lainnya turut menguat dengan perak spot naik 1,4% menjadi US$48,66. Platina menguat 1,4% menjadi US$1.626,75. Palladium melonjak 4,3% menjadi US$1.315,17.
Analis Marex, Edward Meir menyebut bahwa reli emas dipicu oleh ketidakpastian politik di Prancis. Selain itu, pasar menyoroti kenaikan imbal hasil obligasi akibat kekhawatiran inflasi di Jepang. Adapun mereka juga menantikan kejelasan dari shutdown pemerintahan dari AS.
Dari Prancis, krisis politik semakin dalam setelah pengunduran diri mendadak dari Perdana Menteri Prancis, Sebastien Lecornu. Ia bersama kabinetnya mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah dilantik.
Di AS, kebuntuan anggaran terus berlanjut sehingga menimbulkan ancaman pemutusan hubungan kerja massal pekerja federal, meningkatkan kekhawatiran pasar.
Harga emas telah melonjak lima puluh persen sepanjang tahun ini, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga, pembelian emas berkelanjutan oleh bank sentral, tingginya permintaan aset safe haven, dan melemahnya dolar AS.
“Fakta bahwa kita sudah begitu dekat dengan level US$4.000/ons juga menunjukkan bahwa sebagian dana mungkin mencoba mendorong harga untuk menembus angka tersebut,” ujar Meir.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga: Finex Sebut Investor Perlu Bersiap, Harga Perak Berpotensi Naik Jangka Panjang
Investor kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada pertemuan bank sentral bulan ini, dengan pemangkasan tambahan dalam angka serupa diperkirakan menyusul pada Desember.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: