Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Yen Jepang melemah terhadap dolar dari Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi akibat kekhawatiran pasar atas potensi peningkatan belanja fiskal di Jepang.
Dilansir dari Reuters, Kamis (9/10), dolar menguat terhadap yen 0,53% menjadi 152,7. Penguatan ini didukung oleh sentimen investor yang melihat absennya data ekonomi sebagai faktor yang mengurangi volatilitas dan mendorong penguatan dolar dari AS.
Baca Juga: ECB: Suku Bunga Eropa Sudah Tepat
Terpilihnya Sanae Takaichi memicu ekspektasi bahwa pemerintahan akan mendorong kebijakan fiskal ekspansif dan pelonggaran moneter, mirip kebijakan Eks Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
“Pasar berasumsi pemerintahan baru akan menjalankan kebijakan mirip Abenomics. Ia merupakan belanja fiskal yang lebih besar dan kebijakan moneter yang tidak terlalu ketat. Namun saat ini kebijakan yang pasti masih belum jelas,” kata Ahli Strategi Valas, Vassili Serebriakov.
Ia menambahkan bahwa minimnya data ekonomi yang biasanya menunjukkan pelemahan ekonomi telah membantu dolar menguat.
“Begitu fokus pasar bergeser ke perkembangan di luar dan tidak ada sentimen negatif dari data yang melemah, dolar pun berkinerja baik,” ujarnya.
Risalah September Federal Reserve (The Fed) menunjukkan para pejabat sepakat bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat sehingga memerlukan pemangkasan suku bunga, meski kekhawatiran terhadap inflasi tetap ada di AS.
Baca Juga: Risalah The Fed September: Mayoritas Prediksi Adanya Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan
Bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga dua puluh lima basis poin pada pertemuan 28-29 Oktober. Investor juga memperkirakan peluang 78% untuk pemangkasan tambahan pada Desember.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: