Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus Stroke dan Aneurisma Meningkat, RS Santo Borromeus Gencarkan Edukasi Kesehatan Otak

        Kasus Stroke dan Aneurisma Meningkat, RS Santo Borromeus Gencarkan Edukasi Kesehatan Otak Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Kasus stroke dan aneurisma otak di Indonesia menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi ini menjadi perhatian serius kalangan medis karena sering kali gejala awalnya tidak disadari hingga berujung fatal.

        Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, Rumah Sakit Santo Borromeus menggelar seminar bertema “Act Now, Don’t Wait for a Rupture!” dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Aneurisma Otak di Bandung, serta secara daring melalui platform Zoom, Minggu (12/10/2025). 

        Direktur Utama RS Santo Borromeus, dr. Chandra Mulyono, SpS, menjelaskan bahwa aneurisma otak terjadi ketika dinding pembuluh darah di otak melemah, menipis, dan menggelembung seperti balon.

        “Masalahnya, gejala awal sering kali tidak jelas. Pasien baru menyadari saat pembuluh darah itu pecah, menyebabkan sakit kepala hebat, muntah, hingga penurunan kesadaran. Dalam banyak kasus, pasien sudah tidak tertolong sebelum sampai ke rumah sakit,” jelasnya.

        Menurut dr. Chandra, sekitar 24–26% kasus aneurisma berakhir fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, RS Santo Borromeus telah menyiapkan fasilitas penjemputan darurat (ambulans) serta tim khusus neurologi dan radiologi untuk mempercepat penanganan pasien stroke dan aneurisma.

        “Kecepatan penanganan adalah kunci untuk meminimalisasi risiko kecacatan dan kematian,” tegasnya.

        dr. Chandra juga menekankan pentingnya pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan.

        “Hipertensi, merokok, kurang tidur, dan pola makan tinggi lemak menjadi faktor risiko utama. Kontrol tekanan darah, olahraga rutin minimal 30 menit per hari, serta menghindari rokok dapat menekan risiko aneurisma otak secara signifikan,” jelasnya.

        Baca Juga: Groundbreaking RS Murni Teguh Ciledug: Rumah Sakit Modern dengan Teknologi Canggih

        Ia menambahkan bahwa kasus aneurisma kini juga banyak ditemukan pada usia muda, terutama akibat gaya hidup tidak sehat seperti begadang dan konsumsi makanan berlemak berlebihan.

        Sebagai rumah sakit dengan layanan unggulan di bidang neurologi, ortopedi, dan penyakit dalam, RS Santo Borromeus berkomitmen untuk terus meningkatkan edukasi kesehatan publik. Melalui program “Klub Sadar Stroke” yang digelar 4–5 kali setahun, rumah sakit ini rutin mengadakan seminar dan senam stroke sebagai upaya pencegahan dan pemulihan.

        "Prestasi terbaru, RS Santo Borromeus dinobatkan sebagai rumah sakit terbaik peringkat 2 bidang layanan saraf dan peringkat 10 bidang layanan kanker oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI),” ungkapnya.

        Dalam seminar tersebut, dr. Gamaliel Wibowo, Spesialis Neurologi Intervensi, memaparkan pentingnya skrining aneurisma otak bagi individu dengan faktor risiko seperti riwayat keluarga atau hipertensi.

        “Deteksi dini dapat mencegah ruptur aneurisma. Dengan teknik minimally invasive, kami dapat memperbaiki pembuluh darah otak tanpa perlu operasi besar,” katanya.

        Sementara itu, dr. Pieter M.J. Liklikwatil, M.Kes., Sp.BS, FINSS, menjelaskan penanganan bedah untuk pasien yang mengalami perdarahan akibat aneurisma pecah. "Penanganan cepat di fase akut sangat menentukan keberhasilan pemulihan pasien," tegasnya.

        Sementara itu, acara ini turut menghadirkan penyanyi Hedi Yunus sebagai guest star dan Farhana Nariswari, Puteri Indonesia 2023 sekaligus dokter muda, yang memandu jalannya seminar.

        Baca Juga: Rumah Sakit Swasta Soroti Dampak Aturan Co-Payment OJK, Ternyata Begini!

        “Saya merasa terhormat bisa ikut menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan otak. Semoga masyarakat lebih peduli dan segera melakukan pemeriksaan jika ada gejala mencurigakan,” ujar Hedi Yunus.

        Farhana pun menambahkan, Aneurisma otak bisa terjadi pada siapa saja. "Edukasi seperti ini sangat penting agar masyarakat tidak menyepelekan gejala kecil yang bisa berakibat besar,” tegasnya.

        Melalui kegiatan edukatif seperti ini, RS Santo Borromeus berharap masyarakat semakin sadar bahwa “lebih baik mencegah daripada mengobati” bukan sekadar slogan, tetapi langkah nyata untuk menjaga kualitas hidup.

        Dengan deteksi dini, gaya hidup sehat, dan penanganan cepat, aneurisma otak bukan lagi vonis, melainkan tantangan yang bisa diatasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: