Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar Melemah, Efek Makin Panasnya Ketegangan Dagang China-AS

        Dolar Melemah, Efek Makin Panasnya Ketegangan Dagang China-AS Kredit Foto: Antara/Subur Atmamihardja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nilai Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro dan yen pada perdagangan di Rabu (15/10). Hal ini terjadi seiring merosotnya sentimen pasar akibat berlanjutnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.

        Dilansir dari Reuters, Kamis (16/10), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, termasuk euro dan yen, turun 0,32% menjadi 98,72.

        Baca Juga: Pejabat The Fed Ini Prediksi Dua Kali Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan di 2025

        Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Jamieson Greer, mengecam perluasan kontrol ekspor mineral langka (rare earths) oleh China.

        Greer menyebut langkah tersebut sebagai penyangkalan total terhadap kesepakatan dagang yang telah dicapai oleh Washington-Beijing. Namun Bessent menegaskan pihaknya tidak berniat memperburuk konflik.

        Kementerian Perdagangan China membalas kritik itu dengan menyebut kebijakan tersebut merupakan tanggapan terhadap langkah pembatasan terhadap produk dan perusahaan China. AS juga dinilai munafik.

        “Pasar menunjukkan kemampuan luar biasa untuk mengabaikan berita-berita dagang yang provokatif. Ada keyakinan kuat bahwa kedua negara pada akhirnya akan mencapai kesepakatan,” ujar Kepala Analis Valuta ForexLive, Adam Button.

        Para pelaku pasar juga mencermati pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Hal itu guna untuk mencari petunjuk arah pemangkasan suku bunga berikutnya, di tengah penutupan pemerintahan dari AS.

        Powell menyatakan bahwa pasar tenaga kerja masih stagnan dalam fase “low-hiring, low-firing”, dan meski data resmi terganggu akibat penutupan pemerintahan, pembuat kebijakan tetap mampu menilai kondisi ekonomi secara memadai.

        Laporan Beige Book The Fed menunjukkan aktivitas ekonomi relatif tidak berubah dan lapangan kerja stabil dalam beberapa pekan terakhir, meski muncul tanda-tanda pelemahan seperti peningkatan pemutusan hubungan kerja dan penurunan konsumsi rumah tangga berpendapatan menengah dan rendah.

        Baca Juga: Ancam Ekonomi Rill, Inggris Pertahankan Batas Kepemilikan Stablecoin

        Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada rapat dari Oktober dan Desember.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: