Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Melemah, Pasar Saham Pantau Nasib Bank Regional di AS

        Bursa Asia Melemah, Pasar Saham Pantau Nasib Bank Regional di AS Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia kembali anjlok pada perdagangan di Jumat (17/10). Pasar menyoroti perang dagang yang masih panas selagi memantau kondisi sektor perbankan regional dari Amerika Serikat (AS).

        Dilansir Senin (20/10), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Hampir semua bursa tercatat turun signifikan dalam sesi kali ini:

        • Hang Seng (Hong Kong): Turun 2,48% ke 25.247,10
        • CSI 300 (China): Turun 2,26% ke 4.514,23
        • Shanghai Composite (China): Turun 1,95% ke 3.839,76
        • Nikkei 225 (Jepang): Turun 1,44% ke 47.582,15
        • Topix (Jepang): Turun 1,03% ke 3.170,44
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,01% ke 3.748,89
        • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,68% ke 859,54

        Pasar saham saham ditekan oleh  kekhawatiran baru terhadap bank-bank regional dari Amerika Serikat. Hal ini menambah kekhawatiran yang sudah ada, yakni terkait dengan meningkatnya ketegangan dagang dari Beijing-Washington.

        Dari Amerika Serikat, Zions Bancorp dan Western Alliance Bank melaporkan adanya kredit bermasalah. Hal tersebut kembali memicu kekhawatiran terhadap kualitas pinjaman bank regional serta potensi kerugian tersembunyi dalam sektor perbankan dari Negeri Paman Sam.

        Dari China,, ketegangan perdagangan kembali meningkat. Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif tambahan seratus persen terhadap impor asal China. Hal itu dilakukan sebagai respons terhadap pembatasan ekspor mineral tanah jarang (rare earths) oleh Beijing.

        Gesekan tersebut menimbulkan kembali kekhawatiran akan perang dagang baru antara dua ekonomi terbesar dunia itu. Hal ini terjadi setelah keduanya sempat menunda penerapan tarif lebih tinggi awal tahun ini melalui serangkaian kesepakatan dagang.

        Dari Korea Selatan, pasar saham sempat menguat terbatas sebelum akhirnya kehilangan seluruh kenaikan akibat tekanan regional. Namun, pemerintah menyatakan optimistis terhadap pembicaraan untuk menyelesaikan perjanjian dagang dengan AS.

        Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent sendiri mengkonfirmasi hal tersebut dengan mengatakan bahwa kedunya hampir menyelesaikan kesepakatan dagang.

        Baca Juga: Wajib Simak! ini Panduan Lengkap Investasi Saham Digital

        AS dan Korea Selatan sendiri dilaporkan tengah berupaya menyelesaikan sengketa tarif dan memperkuat kerja sama rantai pasok, terutama dalam sektor semikonduktor dan kendaraan listrik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: