Kredit Foto: Istimewa
Harga minyak dunia ditutup lebih rendah pada perdagangan di Senin (20/10). Hal ini terjadi seiring kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan global, sementara mereka juga menyoroti ketegangan dagang dari China dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (21/10), Brent Crude turun 0,46% menjadi US$61,01. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,03% ke US$57,52.
Baca Juga: Dirut Pertamina Kunjungi PGN Saka, Dorong Sinergi dan Integritas Perwira Migas
Kekhawatiran pelaku pasar kini bergeser dari risiko kekurangan pasokan ke kemungkinan banjir pasokan minyak, khususnya di 2026.
“Ketakutan akan kelebihan pasokan kini membayangi pasar, terutama menjelang 2026. Kita akan mulai melihat peningkatan penyimpanan minyak terapung dan penuh di tangki darat,” kata Mitra Again Capital, John Kilduff.
“Ini adalah narasi bearish nyata yang sudah lama tidak kita lihat,” tambahnya.
Ketegangan perdagangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia kembali meningkat setelah adanya pembelakuan biaya tambahan dalam pelabuhan untuk kapal pengangkut kargo oleh China dan AS.
Sebelumnya, Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperingatkan kedua negara untuk menurunkan tensi, dengan mengatakan bahwa pemutusan hubungan ekonomi antara keduanya dapat menurunkan output ekonomi global hingga 7%.
Sementara itu, ketidakpastian juga menyelimuti pasokan minyak dari Rusia. Hal ini menyusul pernyataan baru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca Juga: Trump: Kebijakan Tarif Akan Berlaku Selama India Masih Beli Minyak Rusia
Washington katanya akan tetap memberlakukan tarif besar terhadap pembeli minyak negara itu kecuali negara tersebut berhenti membeli minyak dari Rusia. Hal ini akan berdampak terhadap India.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar