Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga bitcoin kembali bergerak volatile, bahkan sempat anjlok hingga menyentuh US$108.000 di Selasa (21/10). Hal ini terjadi seiring meningkatnya tekanan dari likuidasi besar-besaran dan aliran keluar investasi spot yang menekan pasar kripto global.
Dilansir dari Coinmarketcap, harga bitcoin awalnya jatuh hingga US$108.000. Namun ia perlahan bangkit kembali hingga menyentuh angka dari US$113.000.
Baca Juga: Jepang Pertimbangkan Izinkan Bank Garap Bitcoin Cs
Data CoinGlass Amerika Serikat (AS) menunjukkan lebih dari ratusan ribu trader dilikuidasi dalam sehari dengan total nilai US$320,32 Juta. Adapun investasi spot bitcoin mencatat aliran keluar (net outflow) yang besar pada awal pekan ini, yakni sebesar US$40,4 Juta.
Analis Kripto Michaël van de Poppe menilai bahwa grafik bulanan bitcoin saat ini bergerak sideways tanpa puncak atau dasar yang jelas, menandakan fase konsolidasi sebelum potensi kenaikan besar berikutnya.
“Fase ini cukup panjang untuk mengguncang leverage berlebih, sementara harga tetap bertahan dalam kisaran yang luas. Setelah proses ini selesai, kenaikan kuat berikutnya lebih mungkin terjadi,” ujarnya.
Adapun Glassnode melaporkan bahwa open interest turun sekitar 30%. Hal tersebut menandakan pelepasan leverage berlebih dalam pasar kripto. Dengan kondisi pendanaan (funding) yang kini mendekati netral, pasar dinilai lebih seimbang dan tidak terlalu rentan terhadap gelombang likuidasi lanjutan.
Baca Juga: Strategy (MSTR) Serok Bitcoin, Total Kepemilikan Capai 640.418 BTC
Secara sederhana, ketika open interest turun tajam, hal ini menunjukkan posisi leverage telah ditutup. Sementara funding rate yang mendekati netral menandakan tidak ada pihak (long atau short) yang mendominasi, sehingga tekanan harga berpotensi lebih stabil meski pergerakan tetap bergejolak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: