Kredit Foto: PPRO
PT PP Properti Tbk (PPRO) berhasil menekan kerugian secara signifikan pada kuartal III/2025. Emiten properti anak usaha PT PP (Persero) Tbk itu membukukan rugi bersih sebesar Rp37,02 miliar, jauh lebih kecil dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp720,23 miliar atau menyusut 94,85%.
Mengacu laporan keuangan per 30 September 2025 yang dikutip Rabu (22/10/2025), penurunan rugi tersebut membuat rugi per saham dasar berkurang menjadi Rp0,63 dari sebelumnya Rp12,22 per saham. Meski kinerja masih negatif, hasil ini mencerminkan perbaikan efisiensi dan pengelolaan beban keuangan yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Pendapatan usaha tercatat sebesar Rp230,97 miliar, turun 19,74% dari Rp287,81 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Meski penjualan menurun, beban pokok penjualan juga menyusut menjadi Rp223,89 miliar dari Rp256,37 miliar. Dengan demikian, laba kotor yang dihasilkan perusahaan sebesar Rp7,08 miliar, anjlok 77,48% dari Rp31,44 miliar.
Baca Juga: PPRO Groundbreaking Lapangan Padel, Targetkan Beroperasi 2026
Beban usaha PPRO tercatat Rp39,45 miliar, sedikit lebih rendah dibanding Rp40 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Sementara beban keuangan mengalami penurunan drastis menjadi Rp141,41 miliar dari Rp697 miliar. Faktor ini menjadi kontributor utama perbaikan rugi bersih perusahaan tahun ini.
Namun demikian, cadangan kerugian penurunan nilai naik tajam menjadi Rp5,77 miliar dari sebelumnya Rp1,58 miliar, menunjukkan masih adanya risiko kredit dalam portofolio proyek. Di sisi lain, penghasilan lain-lain melonjak signifikan dari minus Rp3,69 miliar menjadi Rp136,66 miliar, membantu menopang hasil usaha.
Bagian laba entitas asosiasi dan ventura bersama tercatat Rp2,56 miliar, menurun dari Rp4,39 miliar, sedangkan beban pajak penghasilan final berkurang menjadi Rp5,84 miliar dari Rp14,88 miliar. Laba sebelum pajak tercatat Rp46,17 miliar, lebih rendah dari Rp721,32 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: PP Properti Tambah Tenant Baru, Dorong Nilai Investasi Kawasan
Secara neraca, ekuitas PPRO meningkat tajam menjadi Rp11,78 triliun dari Rp2,19 triliun, sementara defisit naik tipis menjadi Rp2,08 triliun dari Rp2,05 triliun. Total liabilitas turun drastis menjadi Rp5,96 triliun dibanding akhir 2024 sebesar Rp16,04 triliun. Sementara itu, total aset menurun menjadi Rp17,74 triliun dari Rp18,24 triliun.
Meski pendapatan usaha turun, penurunan beban keuangan dan peningkatan penghasilan lain-lain menjadi penopang utama perbaikan kinerja perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: