Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        UNVR Catat Laba Bersih Naik 117%, Bos Unilever Bilang Gini

        UNVR Catat Laba Bersih Naik 117%, Bos Unilever Bilang Gini Kredit Foto: Lestari Ningsih
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat lonjakan kinerja signifikan pada kuartal III 2025 seiring percepatan transformasi strategis dan efisiensi operasional di seluruh lini bisnis. 

        Perseroan membukukan laba bersih Rp1,2 triliun atau tumbuh 117% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, didukung pertumbuhan penjualan dan pengendalian biaya yang lebih disiplin.

        Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengatakan momentum pemulihan bisnis semakin kuat pada paruh kedua 2025 setelah tahun lalu menghadapi tekanan permintaan dan biaya produksi. 

        “Kami kembali ke jalur pertumbuhan dengan fokus pada eksekusi yang disiplin dan efisiensi yang berkelanjutan. Strategi kami menghasilkan peningkatan penjualan dan margin yang sehat,” ujarnya dalam konferensi pers kinerja triwulan III 2025, Kamis (23/10/2025).

        Baca Juga: Unilever (UNVR) Raih Laba Rp3,33 Triliun, Presdir: Momentum Pemulihan Mulai Terlihat

        Menurut Benjie, penjualan bersih pada kuartal III mencapai Rpp9,2 triliun, naik 12,7% dibandingkan kuartal sebelumnya. 

        Secara kumulatif, penjualan tahun berjalan mencapai Rp26,8 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh transformasi Go-To-Market, inovasi produk di kategori utama, serta peningkatan efektivitas distribusi di berbagai kanal.

        Sementara itu, Direktur Keuangan Unilever Indonesia Neeraj Lal menambahkan, pertumbuhan laba bersih juga ditopang efisiensi biaya dan perbaikan struktur keuangan.

        “Kinerja kuartal ini mencerminkan dampak positif dari program efisiensi yang kami jalankan sejak 2024. Kami fokus menjaga pertumbuhan yang menguntungkan dengan disiplin biaya yang ketat dan peningkatan produktivitas di setiap lini,” katanya.

        Unilever melaporkan gross margin naik menjadi 49,2% dan produktivitas bersih meningkat 5,3% per tahun. Peningkatan ini dikontribusikan oleh strategi manajemen harga, efisiensi rantai pasok, serta pengendalian beban operasional. 

        Pos selling, general & administrative (SG&A) juga berhasil ditekan dari Rp3,81 triliun menjadi Rp3,54 triliun per September 2025, atau turun dari 13,9% menjadi 12,8% terhadap penjualan bersih.

        Benjie menegaskan, efisiensi bukan sekadar pemangkasan biaya, tetapi membangun organisasi yang tangkas dan kompetitif. 

        “Kami memperkenalkan budaya Play-to-Win, yang mendorong setiap tim mengambil keputusan cepat, fokus pada hasil, dan berani berinovasi. Ini menjadi motor penggerak utama dalam perjalanan transformasi kami,” ujarnya.

        Baca Juga: Capex Unilever Terkendali, Fokus pada Kualitas Pertumbuhan

        Perseroan juga mempercepat transformasi digital untuk meningkatkan kecepatan operasional dan skala bisnis. Otomatisasi proses internal, optimalisasi logistik, dan integrasi data penjualan menjadi bagian dari strategi memperkuat daya saing di pasar yang semakin dinamis.

        Di sisi rantai pasok, Unilever menerapkan transformasi supply chain untuk meningkatkan efisiensi distribusi dan pengendalian biaya bahan baku. Langkah ini sekaligus menjaga stabilitas harga di tengah fluktuasi nilai tukar dan tekanan inflasi.

        Neeraj Lal menambahkan, fokus Unilever tidak hanya pada efisiensi jangka pendek, tetapi juga pada keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang. 

        “Kami ingin memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan menghasilkan nilai maksimal bagi pemegang saham dan konsumen. Disiplin biaya dan inovasi menjadi dua pilar utama strategi kami,” katanya.

        Ke depan, Unilever menargetkan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan memperkuat posisi di segmen kesehatan, kecantikan, dan e-commerce, serta melanjutkan digitalisasi proses bisnis. 

        Perseroan optimistis hasil transformasi strategis ini akan menjaga tren pertumbuhan hingga akhir tahun dan menjadi fondasi kuat memasuki 2026.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: