Kredit Foto: Unilever
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menegaskan komitmennya menjaga disiplin pengelolaan modal dan membangun fondasi pertumbuhan berkelanjutan menuju 2026.
Emiten barang konsumsi ini menyiapkan strategi jangka panjang yang berfokus pada efisiensi, inovasi, serta optimalisasi portofolio untuk menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengatakan strategi alokasi modal menjadi bagian penting dari transformasi bisnis yang sedang dijalankan.
“Kami terus mengalokasikan sumber daya secara disiplin untuk mendukung pertumbuhan, memperkuat portofolio, dan memberikan nilai optimal bagi pemegang saham,” ujarnya dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III 2025, Kamis (23/10/2025).
Baca Juga: Unilever (UNVR) Raih Laba Rp3,33 Triliun, Presdir: Momentum Pemulihan Mulai Terlihat
Menurut Benjie, perusahaan menargetkan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan menyeimbangkan antara investasi dan pengembalian nilai kepada investor.
“Kami berinvestasi untuk masa depan, tetapi juga memastikan imbal hasil yang konsisten bagi pemegang saham melalui dividen dan efisiensi operasional,” katanya.
Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neeraj Lal, menambahkan bahwa hingga September 2025, perseroan mencatat arus kas bebas (free cash flow) sebesar Rp2,8 triliun, naik 23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan tersebut mencerminkan efektivitas pengelolaan modal kerja dan peningkatan produktivitas di seluruh lini bisnis.
Selain itu, belanja modal (Capex) tetap terjaga pada level 2% dari penjualan, diarahkan untuk mendukung proyek-proyek efisiensi, transformasi digital, serta penguatan rantai pasok jangka panjang.
“Kami menempatkan setiap investasi secara selektif, memastikan seluruh belanja modal berkontribusi terhadap daya saing dan keberlanjutan bisnis,” ujar Neeraj.
Unilever juga melanjutkan program pembelian kembali saham (buyback) sebagai bagian dari strategi pengelolaan modal. Hingga akhir September 2025, perseroan telah membeli 168,8 juta saham, atau sekitar 14,3% dari total program buyback yang berjalan hingga 30 Oktober 2025.
Selain buyback, perusahaan berkomitmen untuk menyalurkan 100% laba bersih sebagai dividen tahun 2025, sejalan dengan kebijakan mempertahankan imbal hasil tinggi bagi pemegang saham.
“Kebijakan dividen penuh ini mencerminkan kepercayaan kami terhadap posisi keuangan yang kuat dan prospek pertumbuhan jangka panjang,” kata Neeraj.
Baca Juga: Capex Unilever Terkendali, Fokus pada Kualitas Pertumbuhan
Benjie menegaskan bahwa strategi jangka panjang Unilever Indonesia tidak hanya difokuskan pada hasil finansial, tetapi juga pada ketahanan dan kelincahan bisnis (agility).
Perusahaan akan mempercepat digitalisasi, memperluas portofolio di segmen premium seperti kesehatan dan kecantikan, serta memperkuat kehadiran di kanal e-commerce yang tumbuh pesat.
Langkah strategis lainnya adalah penyelesaian spin-off bisnis es krim pada akhir 2025, yang dinilai akan meningkatkan fokus portofolio dan memperkuat profitabilitas.
Pemisahan tersebut juga menjadi bagian dari upaya global Unilever untuk meningkatkan efisiensi dan memperjelas arah bisnis inti.
“Langkah-langkah yang kami ambil tahun ini bukan hanya untuk menutup tahun 2025 dengan kuat, tetapi juga untuk memastikan fondasi yang kokoh menuju 2026 dan seterusnya,” ujar Benjie.
Ia menambahkan bahwa strategi perusahaan akan tetap berpijak pada tiga pilar utama yakni efisiensi biaya, investasi berkelanjutan, dan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.
Dengan struktur keuangan yang sehat, disiplin modal yang ketat, dan arah strategi yang jelas, Unilever Indonesia optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dan profitabilitas yang stabil dalam jangka panjang
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: