Kredit Foto: EmasKu
Harga emas dunia turun tajam pada perdagangan di Senin (27/10). Hal ini terjadi seiring tanda-tanda mencairnya ketegangan dagang mengurangi minat terhadap aset safe haven. Investor juga bersikap hati-hati menjelang keputusan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (28/10), Harga emas spot turun 2,7% menjadi US$4.002,29. Sementara emas berjangka merosot 2,9% ke US$4.019,70.
Baca Juga: OJK Perkuat Ekosistem Bullion Nasional, Buka Peluang Pembentukan Dewan Emas Nasional
Logam mulia lainnya juga ikut tertekan. Perak spot turun 3,6% menjadi US$46,85, platinum melemah 0,4% ke US$1.592,03, dan palladium turun 1,8% menjadi US$1.402,98.
“Potensi kesepakatan dagang menandakan berkurangnya kebutuhan terhadap aset aman seperti emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
Harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi baru-baru ini, namun berbalik melemah minggu lalu setelah muncul sinyal pelunakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Negosiator China-Amerika Serikat telah menyusun kerangka kesepakatan untuk menunda kenaikan tarif yang lebih tinggi dan menangguhkan kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earth) dari Beijing.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu pekan ini untuk membahas lebih lanjut rincian kesepakatan tersebut.
Sementara itu, pasar menilai ada peluang kuat bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin di AS. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya menguat di lingkungan suku bunga rendah.
Baca Juga: NYDIG: Bitcoin Tak Sama Dengan Emas, Bukan Save-haven!
Kendati banyak analis memperkirakan harga emas masih berpotensi naik lebih tinggi, sebagian investor mulai meragukan keberlanjutan lonjakan besar harga emas baru-baru ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: