Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jakarta Harus Jadi Pusat Inovasi dan Kreativitas

        Jakarta Harus Jadi Pusat Inovasi dan Kreativitas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar, menekankan selain sebagai pusat ekonomi, Jakarta harus menjadi pusat inovasi dan kreativitas, sehingga meningkatkan daya saing global.

        Sehingga dirinya mendorong kolaborasi hexahelix, khususnya bagi perguruan tinggi untuk tidak membiarkan hasil riset dan karya mahasiswa berhenti di meja sidang skripsi, melainkan menjadikannya komoditas yang menghidupi ekosistem ekonomi kreatif Ibu Kota.

        Baca Juga: Strategi Kementerian Ekraf Hadapi Gelombang Gig Economy

        Ini disampaikan Wamen Ekraf dalam Rector Summit 2025 di Ballroom Thamrin Nine, Jakarta, sebagai bagian dari Jakarta Innovation Days, beberapa waktu lalu.

        "Perguruan tinggi, dunia usaha, komunitas, media, dan pemerintah perlu berjalan beriringan sesuai dengan pendekatan hexahelix—dalam menyiapkan talenta dan solusi yang relevan," imbuhnya, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Selasa (28/10).

        Acara yang diselenggarakan oleh Bappeda DKI Jakarta ini merupakan hari kedua pelaksanaan dan dihadiri para rektor serta akademisi dari berbagai universitas di Indonesia. Rector’s Summit bertajuk “Jakarta 360: Menuju Kota Global” hadir sebagai wadah untuk menyuarakan inovasi dalam pembangunan kota lewat keterlibatan akademisi.

        Wamen Ekraf juga menekankan bahwa universitas memiliki potensi besar sebagai innovation hub yang menghubungkan riset akademik dengan praktik industri kreatif.

        “Banyak hasil karya mahasiswa yang sebenarnya siap dipasarkan, tapi berhenti di meja sidang skripsi. Jika kampus bisa membuka akses agar karya mereka hadir di ruang kota, ekosistem ekonomi kreatif akan hidup. Kemenekraf siap menjadi jembatan antara dunia akademik dan industri,” tambah Wamen Ekraf.

        Wamen Ekraf menutup dengan menegaskan bahwa inovasi dan kreativitas merupakan fondasi utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan.

        “Jakarta harus menjadi simbol dari the new engine of growth, kota yang lahir dari kolaborasi, tumbuh dari kreativitas, dan berdaya saing global,” pungkasnya.

        Wakil Kepala Bappeda DKI Jakarta, Deftrianov, menilai kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi akademisi dan pemerintah untuk memperkuat kerja sama dalam membangun Jakarta yang tangguh dan berdaya saing.

        “Rector Summit menghadirkan para pemimpin universitas dari seluruh Indonesia untuk bersama-sama memetakan arah pengembangan kota berbasis riset dan inovasi. Ruang fiskal yang terbatas tidak boleh menjadi hambatan kalau kita benar-benar kreatif—justru dari keterbatasan, lahir lompatan baru,” ujarnya.

        Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, menegaskan pentingnya menjembatani hasil riset akademik dengan kebijakan publik berbasis data.

        “Jakarta harus menjadi kota yang terbuka terhadap riset, teknologi, dan solusi kreatif. Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, kampus, dan pelaku ekonomi kreatif menjadi fondasi penting untuk mempercepat transformasi menuju kota global,” tutur Firdaus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: