Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Astra Agro Lestari (AALI) Targetkan Pengurangan Emisi 30% hingga 2030 Lewat Cara Ini

        Astra Agro Lestari (AALI) Targetkan Pengurangan Emisi 30% hingga 2030 Lewat Cara Ini Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Kalimantan Tengah -

        PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menegaskan komitmennya menurunkan emisi karbon hingga 30% dari level 2019 pada 2030 melalui teknologi methane capture dan pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi terbarukan. Strategi ini sekaligus mendukung efisiensi operasional dan keberlanjutan industri sawit nasional.

        Presiden Direktur AALI, Djap Tet Fa, menyampaikan dalam acara Talk to The CEO 2025 bahwa perusahaan telah mengoperasikan dua unit methane capture, dan berencana membangun total 10 unit hingga 2030.

        Teknologi ini menangkap gas metana dari limbah cair sawit (pome) yang biasanya dilepas ke udara, kemudian diolah menjadi biogas untuk menggantikan penggunaan batu bara dan solar. 

        “Dengan dua unit yang sudah berjalan, kami mampu menurunkan 126 ribu ton CO₂ per tahun, dan 10 unit akan mengurangi hingga 356 ribu ton,” jelasnya, Kamis (30/10/2025).

        Baca Juga: AALI Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Lewat Digitalisasi Operasional dan Presisi Panen

        Selain methane capture, AALI juga memanfaatkan biomassa dari sisa cangkang, fiber, dan tandan kosong sebagai bahan bakar boiler dan kompos. 

        Perusahaan juga mulai menggunakan biofuel B40 untuk mengurangi konsumsi energi fosil. Djap menegaskan, langkah-langkah ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga menekan ketergantungan perusahaan terhadap bahan bakar fosil.

        Baca Juga: Replanting 8.000 Hektare, Strategi AALI Jaga Produksi CPO Nasional

        Menurut Djap, strategi ini merupakan bagian dari komitmen AALI dalam praktik agronomi berkelanjutan (good agronomic practices) dan sertifikasi industri sawit berstandar global seperti ISPO, hingga RSPO.

        Perusahaan menegaskan tidak membuka lahan baru, tidak beroperasi di lahan gambut, serta menghormati hak asasi manusia di seluruh rantai produksinya.

        “Langkah-langkah ini penting untuk menjaga produktivitas lahan yang terbatas sekaligus mendukung lingkungan. Kami ingin memastikan industri sawit tetap berkelanjutan dan mampu mendukung ketahanan pangan nasional,” tambah Djap.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: