Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Menguat Didukung Optimisme Gencatan Perang Dagang China-AS

        Bursa Asia Menguat Didukung Optimisme Gencatan Perang Dagang China-AS Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan di Senin (3/11). Investor tengah mencerna arah kebijakan suku bunga hingga gencatan perang dagang dari China dan Amerika Serikat (AS).

        Dilansir Selasa (4/11), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa Jepang tutup dalam sesi kali ini:

        • Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,97% ke 26.158,36
        • CSI 300 (China): Naik 0,27% ke 4.653,40
        • Shanghai Composite (China): Naik 0,55% ke 3.976,52
        • Nikkei 225 (Jepang): Libur Hari Kebudayaan Jepang
        • Topix (Jepang): Libur Hari Kebudayaan Jepang
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 2,78% ke 4.221,87
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 1,57% ke 914,55

        Bursa Saham Asia menguat didorong oleh optimisme terhadap gencatan dagang dari China-AS. Hal ini menjadi sorotan investor saat harapan terhadap pemangkasan suku bunga lanjutan berkurang akibat sinyal dari Federal Reserve (The Fed).

        Investor tetap menyoroti perkembangan dari pekan sebelumnya, termasuk keputusan bank sentral dan kesepakatan dagang satu tahun antara Washington dan Beijing. Namun masih ada keraguan apakah perjanjian tersebut dapat bertahan hingga selesai masa berlaku.

        Adapun Federal Reserve pekan lalu memangkas suku bunga sesuai perkiraan pasar. Namun Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan berikutnya pada bulan depan belum dapat dipastikan, berbeda dari pandangan investor yang menilai pemotongan lanjutan sudah hampir pasti.

        Meski suasana pasar tetap positif, sejumlah analis menilai bahwa sebagian sentimen positif, seperti kesepakatan dagang, mungkin sudah tercermin dalam harga saham.

        Data Asia menunjukkan pusat-pusat manufaktur besar masih kesulitan bangkit pada Oktober. Mereka tertekan oleh lemahnya permintaan dan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        “Kami menyarankan investor untuk mengamankan sebagian keuntungan dari reli harga, menambah posisi saat terjadi koreksi, serta beralih ke saham defensif menjelang akhir tahun,” tulis Analis Bank of America (BofA).

        Sementara itu, sejumlah pejabat bank sentral menyuarakan ketidaknyamanan atas keputusan bank sentral menurunkan suku bunga dari AS.

        Namun, Gubernur The Fed Christopher Waller berpendapat bahwa pelonggaran kebijakan tambahan masih diperlukan untuk menopang pasar tenaga kerja yang melemah.

        Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat 1,36% ke Level 8.275, BBCA, BRMS dan BRPT Jadi Saham Terlaris

        Pelaku pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga akhir tahun ini sebesar 68%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: