Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BEI Ungkap Belum Ada BUMN di Pipeline IPO, Tapi Potensinya Besar

        BEI Ungkap Belum Ada BUMN di Pipeline IPO, Tapi Potensinya Besar Kredit Foto: Uswah Hasanah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) yang masuk dalam pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

        Meski begitu, BEI optimistis BUMN akan berperan penting dalam memperdalam pasar modal nasional ke depan.

        Nyoman mengungkapkan saat ini terdapat 13 perusahaan yang sedang dalam proses menuju IPO. 

        “Ada sekitar 13 pipeline. Di antaranya tiga lighthouse, satu dari sektor keuangan, satu infrastruktur, dan satu pertambangan,” ujar Nyoman kepada awak media di gedung BEI, Kamis (6/11/2025).

        Ia menjelaskan, BEI terus menjalin hubungan harmonis dengan Kementerian BUMN. Melalui koordinasi tersebut, BEI berharap sejumlah perusahaan pelat merah dapat menjadi bagian dari lighthouse IPO, yakni IPO berukuran besar yang berpotensi menarik minat investor global. 

        “Saat ini kalau teman-teman bertanya, belum ada. Namun kami yakin ke depan kontribusi dari state-owned enterprise akan dapat membantu market deepening pasar modal Indonesia,” jelasnya.

        Lebih lanjut, Nyoman menyoroti tren IPO global yang cenderung menurun. Berbeda dengan Indonesia, jumlah perusahaan tercatat di BEI justru masih tumbuh tipis sekitar 1%. 

        “Di belahan dunia lain itu turun, tapi di Indonesia masih bertumbuh. Menariknya, walau jumlahnya sedikit menurun, rata-rata penghimpunan dananya meningkat. Lighthouse IPO yang sizeable itu naik,” jelasnya.

        Nyoman menambahkan, peningkatan IPO berskala besar akan memperkuat posisi Indonesia di mata investor internasional. 

        “Perusahaan besar bisa menjadi bagian dari konstituen indeks global. Itu akan meningkatkan kepercayaan global terhadap pasar kita,” ucapnya.

        BEI juga menargetkan total instrumen pasar modal pada 2025 mencapai 555 dari target sebelumnya 340 instrumen, mencakup saham, obligasi, dan produk terstruktur. 

        “Kita targetkan di tahun 2025 ini 340, dan saat ini sudah tercapai hampir lebih dari 140% per November ini. Tahun depan targetnya naik menjadi 555. Artinya kita optimistis dengan pertumbuhan ekonomi kita,” terang Nyoman.

        Selain dari sisi pasokan (supply side), BEI mencatat peningkatan jumlah investor hingga 30% dibanding tahun lalu. 

        “Antara supply side dan demand side itu harmonis bergerak. IHSG juga relatif bisa dipertahankan di level 8.000. Ini menandakan pasar kita bertumbuh dalam kondisi yang dinamis,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: