Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        TELE Resmi Pailit, Sahamnya Lanjut Disuspensi BEI

        TELE Resmi Pailit, Sahamnya Lanjut Disuspensi BEI Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan kembali perdagangan saham PT Omni Inovasi Indonesia Tbk (TELE) di seluruh pasar. Langkah ini diambil setelah BEI menerima salinan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 28/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2025/PN.Niaga.Jkt.Pst dari PT Bank Mega Tbk selaku Wali Amanat dari obligasi yang diterbitkan Perseroan dan telah terdapat putusan pengadilan yang menyatakan Perseroan dalam keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya.

        "Maka mengacu pada Peraturan Bursa Nomor I-L tentang Suspensi Efek dan dalam rangka menjaga perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien, Bursa Efek Indonesia (Bursa) memutuskan untuk melanjutkan penghentian sementara (Suspensi) perdagangan Efek Perseroan di Seluruh Pasar hingga pengumuman Bursa lebih lanjut," kata P.H. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2, Hendra Ahmad Hidayat.

        Ia juga menambahkan, "Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan."

        Baca Juga: OJK Soroti Trust dan Resilience sebagai Kunci Pasar Modal 2026

        Putusan pailit tersebut merupakan kelanjutan dari permasalahan lama TELE, yang sebelumnya dikenal sebagai PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk, distributor perangkat telekomunikasi di bawah naungan anak usaha Telkom Indonesia (TLKM), yakni PT PINS Indonesia.

        Pada pertengahan 2020, TELE bersama empat anak usahanya sempat berstatus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) karena gagal melunasi kewajiban senilai Rp3,2 triliun. Namun pada awal 2021, para kreditur akhirnya menyetujui usulan perdamaian yang diajukan perusahaan, membuat TELE terhindar dari putusan pailit kala itu.

        Sayangnya, kondisi keuangan TELE tak juga membaik. Hingga 2024, perusahaan terus mencatatkan kerugian dan defisiensi modal yang memperlihatkan kinerja finansial yang rentan.

        Berdasarkan laporan keuangan terbaru per 30 Juni 2025, pendapatan TELE anjlok tajam menjadi Rp295,04 miliar dari sebelumnya Rp1,46 triliun, sementara kerugiannya melonjak menjadi Rp27,32 miliar dibanding rugi Rp18,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: