Kredit Foto: Azka Elfriza
Pertumbuhan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) di sektor perbankan terus menunjukkan tren positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, porsi kredit BNPL perbankan kini mencapai 0,30 persen dari total kredit perbankan dan tumbuh signifikan 25,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per September 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkapkan berdasarkan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), baki debet kredit BNPL mencapai Rp24,86 triliun, naik dari posisi Agustus 2025 sebesar Rp24,33 triliun.
“Porsi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tercatat sebesar 0,30 persen dari total kredit perbankan dan terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan,” ujarnya dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK, dikutip Sabtu (8/11/2025).
Baca Juga: SPayLater Perketat Mitigasi Risiko di Tengah Lonjakan BNPL
Jumlah rekening kredit BNPL juga meningkat menjadi 30,31 juta per September 2025, dari 29,33 juta rekening pada bulan sebelumnya. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,61 persen, membaik dibanding Agustus yang mencapai 2,69 persen.
"Per September 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK, tumbuh 25,49 persen yoy (Agustus 2025: 32,35 persen yoy) menjadi Rp24,86 triliun (Agustus 2025: Rp24,33 triliun), dengan jumlah rekening mencapai 30,31 juta (Agustus 2025: 29,33 juta) dan NPL gross sebesar 2,61 persen (Agustus 2025: 2,69 persen)," tutur Dian.
Dian menjelaskan, perkembangan kredit BNPL mencerminkan peningkatan permintaan masyarakat terhadap layanan pembiayaan jangka pendek yang lebih fleksibel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: