- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
BEI Dorong Peningkatan Free Float dan Aktivasi Investor Institusi Domestik
Kredit Foto: Uswah Hasanah
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menegaskan bahwa peningkatan keterlibatan investor institusi domestik menjadi prioritas strategis untuk memperkuat struktur pasar modal Indonesia di tengah dinamika global.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Capital Market Journalist Workshop, Sabtu (15/11/2025) ketika menanggapi pertanyaan terkait peran investor lokal dan efektivitas kebijakan free float di pasar saham.
Baca Juga: Dirut Indosat Borong Rp4,99 Miliar Saham ISAT
Iman menjelaskan bahwa BEI secara aktif memperbaiki ekosistem produk dan mekanisme pasar agar lebih sesuai dengan karakter investasi institusi besar seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi.
Menurutnya, salah satu hambatan yang sering muncul adalah ukuran free float emiten yang terlalu kecil, sehingga menyulitkan investor institusi untuk masuk karena keterbatasan likuiditas.
Ia menegaskan bahwa langkah regulator dan self-regulatory organization (SRO) memacu free float bukan hanya berlaku untuk calon emiten baru, tetapi juga menyasar emiten lama yang selama bertahun-tahun tidak melakukan penyesuaian.
Data per September menunjukkan masih terdapat puluhan emiten yang berada di bawah ketentuan minimum free float.
“Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, karena likuiditas harus memadai agar institusi dapat masuk tanpa risiko tersendat,” kata Iman.
Sebagai bentuk reformasi, BEI mulai menerapkan pendekatan berbasis market capitalization dalam menentukan porsi free float initial public offering (IPO), menggantikan basis ekuitas yang selama ini digunakan.
Kebijakan tersebut akan mendorong porsi kepemilikan publik yang lebih besar bagi perusahaan berkapitalisasi besar, sehingga tercipta distribusi saham yang lebih sesuai kondisi pasar.
Terkait meningkatnya investor ritel muda, Iman menilai edukasi tetap diperlukan agar masyarakat memahami bahwa investasi saham bukan hanya soal selisih harga beli dan jual. Ia menekankan pentingnya melihat return jangka panjang melalui kombinasi kenaikan harga dan dividen.
“Banyak yang lupa menghitung dividen sebagai bagian dari return,” ujarnya.
Iman juga menambahkan bahwa penguatan komunikasi dengan institusi domestik dilakukan secara berkelanjutan, termasuk memperkenalkan variasi produk pasar modal yang dapat menyesuaikan strategi investasi jangka panjang.
Menurutnya, kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci karena keputusan investasi institusi mempertimbangkan faktor risiko dan stabilitas portofolio.
Di sisi lain, BEI mencermati kecenderungan rendahnya aktivitas investor harian. Meski jumlah investor saham mencapai sekitar 8 juta, investor yang aktif bertransaksi harian baru berada di kisaran 200–360 ribu.
Iman melihat tren pertumbuhan Single Investor Identification (SID) tetap positif, namun menegaskan bahwa likuiditas akan meningkat apabila lebih banyak investor yang berpindah dari pola “nabung saham” pasif ke partisipasi transaksi yang lebih rutin.
Baca Juga: Saham DPUM Melonjak 25% Setelah MBG Proyeksikan Kebutuhan Protein Nasional, Masuk Daftar Top Gainers
Dengan reformasi free float, peningkatan komunikasi dengan institusi, serta pembentukan produk yang lebih kompatibel terhadap kebutuhan investor besar, BEI menargetkan struktur pasar modal ke depan menjadi lebih dalam, likuid, dan stabil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: