Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mseki Bukukan Lonjakan Pendapatan 807% di Kuartal III, Namun IBFN Masih Rugi Rp30,63 Miliar

        Mseki Bukukan Lonjakan Pendapatan 807% di Kuartal III, Namun IBFN Masih Rugi Rp30,63 Miliar Kredit Foto: IBFN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) mencatat peningkatan pendapatan yang signifikan sepanjang sembilan bulan 2025, seiring ekspansi bisnis rental alat berat yang dijalankan perseroan. 

        Direktur Keuangan IBFN Willy Cahya Sundara menyampaikan bahwa pendapatan usaha hingga September 2025 melonjak 807% menjadi Rp 143,79 miliar, dibandingkan Rp 15,8 miliar pada periode sama tahun lalu.

        Meski demikian, perseroan masih menanggung ekuitas negatif yang memerlukan perhatian serius. “Posisi ekuitas perseroan masih berada pada angka negatif Rp 763,06 miliar. Ini menjadi area yang memerlukan perhatian khusus dan kami terus menjalankan inisiatif pemulihan secara bertahap,” ujar Willy dalam Public Expose, Senin (17/11/2025).

        Kenaikan pendapatan didorong peningkatan volume penyewaan alat berat yang digunakan di sejumlah proyek tambang. Perseroan memperoleh kontrak rental dengan PT Mitra Stania Prima, PT Dharma Henwa, dan PT Petrosea. Peningkatan permintaan unit rental turut memperkuat pendapatan di tengah penataan kembali struktur keuangan perusahaan.

        Dari sisi neraca, total aset perseroan meningkat 24% dari Rp 403,6 miliar pada akhir 2024 menjadi Rp 500,35 miliar per September 2025. Pertumbuhan aset terutama berasal dari kenaikan piutang usaha serta meningkatnya aset tetap sewa, setelah perusahaan membeli 20 unit alat berat melalui skema cicilan untuk mendukung proyek bisnis rental.

        Namun, posisi liabilitas juga naik. Total kewajiban meningkat 12% menjadi Rp 1,263 triliun, dipengaruhi beban keuangan perbankan serta bertambahnya security deposit dari tiga proyek rental yang sedang berjalan. Struktur liabilitas yang semakin besar memberikan tekanan terhadap kesehatan permodalan perseroan.

        Willy menyampaikan bahwa beban usaha juga naik signifikan sebesar 528% menjadi Rp 94,4 miliar, seiring meningkatnya aktivitas operasional. Kendati masih membukukan kerugian, perseroan menunjukkan perbaikan dibanding periode tahun sebelumnya. 

        “Kerugian per September 2025 tercatat Rp30,63 miliar, lebih rendah dibandingkan kerugian Rp 77,89 miliar pada 2024,” jelasnya.

        IBFN menegaskan fokus utama perusahaan ke depan adalah pemulihan arus kas, efisiensi operasional, serta penataan kembali struktur modal secara hati-hati. Manajemen optimistis performa rental yang meningkat dapat menjadi dasar pemulihan kinerja berkelanjutan, meski kondisi permodalan masih harus diperbaiki.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: