Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Keterbatasan Modal Kerja Hambat Laju Ekspansi Alat Berat IBFN

        Keterbatasan Modal Kerja Hambat Laju Ekspansi Alat Berat IBFN Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) menegaskan rencana ekspansi bisnis rental alat berat secara bertahap dan terukur pada 2026 seiring meningkatnya permintaan dari sektor pertambangan dan infrastruktur. 

        Direktur Utama IBFN Petrus Halim menjelaskan bahwa seluruh langkah ekspansi akan disesuaikan dengan kapasitas pendanaan perusahaan yang masih terbatas setelah perubahan lini usaha pada 2023.

        Petrus mengatakan transformasi IBFN dari perusahaan pembiayaan menjadi distributor dan penyedia jasa rental alat berat dilakukan untuk menangkap peluang pertumbuhan di sektor pertambangan, agribisnis, dan konstruksi. Namun ia menegaskan bahwa perusahaan tidak akan melakukan ekspansi agresif sebelum struktur modal dan arus kas menguat.

        “Potensi pasar tetap besar, tetapi kami harus selektif dalam memperluas bisnis rental karena keterbatasan modal kerja,” ujar Petrus dalam paparan Publik Expose, Senin (17/11/2025).

        Baca Juga: Dorong Industri Alat Berat, Hexindo Gandeng Empat Perusahaan Pembiayaan

        Sejak 2024, IBFN mulai menjalankan bisnis penyewaan alat berat melalui kerja sama dengan beberapa mitra, yakni PT Mitra Stania Prima, PT Dharma Henwa, dan PT Petrosea. Perusahaan mengoperasikan 8 unit alat berat di Bangka Belitung, 45 unit di proyek batubara Banjarmasin, serta 12 unit truk artik di tambang emas Sulawesi Selatan.

        Sebagian unit dibeli melalui skema cicilan, sementara untuk proyek Dharma Henwa, perusahaan memilih menyewa 45 unit alat berat dari pihak ketiga untuk menekan kebutuhan investasi. Strategi bauran pembelian dan penyewaan tersebut digunakan sebagai mekanisme pengelolaan risiko agar ekspansi tidak membebani keuangan.

        IBFN juga sempat melakukan diversifikasi hauling kayu di Samarinda pada akhir 2023 dengan investasi 10 unit truk. Namun aktivitas tersebut dihentikan pada Oktober 2025 karena keterbatasan pasokan yang dapat menimbulkan risiko kerugian.

        “Kami hanya akan mengambil peluang yang memiliki kepastian permintaan dan utilisasi,” kata Petrus.

        Memasuki 2026, IBFN menilai peluang penyewaan alat berat tetap terbuka didorong oleh proyek infrastruktur pemerintah, aktivitas pertambangan energi, permintaan dari agribisnis, serta tren kontraktor yang lebih memilih menyewa dibanding membeli alat.

        Baca Juga: Multi Power Aditama Ekspansi Bisnis ke Kendari, Perkuat Rantai Layanan Industri Alat Berat Nasional

        Namun perseroan juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti persaingan ketat, biaya operasional tinggi, kebutuhan tenaga teknis terampil, serta potensi fluktuasi permintaan musiman.

        Untuk mendukung pertumbuhan bisnis rental, perusahaan memperluas struktur operasional dan menambah tenaga teknis di lokasi tambang. Hingga 2025, IBFN memiliki 133 karyawan yang mayoritas ditempatkan di site operasional.

        Petrus menegaskan bahwa strategi perusahaan ke depan adalah menjaga efisiensi, memperkuat arus kas, mengelola risiko proyek, dan memilih peluang yang sesuai dengan kemampuan modal kerja.

        “Kami akan tetap menumbuhkan bisnis rental, tetapi dengan langkah yang hati-hati dan berlandaskan kapasitas keuangan perseroan,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: