Kredit Foto: Merdeka Gold Resources
PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) resmi memulai proses ore feeding di Tambang Emas Pani, Pohuwato, Gorontalo, pada 12 November 2025. Tahap ini menandai dimulainya operasi pabrik pengolahan setelah fase konstruksi berjalan sejak 2022, dan menjadi langkah penting menuju produksi emas pertama (first gold pour) pada kuartal I-2026.
“Ore feeding menandai babak baru bagi EMAS — dari konstruksi menuju operasi. Kami bersyukur proyek berjalan sesuai rencana menuju produksi emas pertama di awal 2026,” ujar Presiden Direktur EMAS, Boyke Poerbaya Abidin dalam keterangan resmi, Senin (17/11/2025).
Boyke menambahkan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja seluruh tim dan dukungan pemangku kepentingan. “Kami berkomitmen mengoperasikan tambang secara aman, efisien, dan berkelanjutan, memberikan manfaat nyata bagi investor dan masyarakat,” katanya.
Baca Juga: Belum Setahun Menjabat, Presiden Komisaris Merdeka Gold (EMAS) Putuskan Mundur
Hingga akhir Oktober 2025, capaian konstruksi Tambang Emas Pani telah mencapai 83 persen, mencakup pembangunan heap leach pad, fasilitas ADR, dan infrastruktur pendukung. Pani memiliki cadangan bijih (ore reserve) sebesar 190 juta ton dengan kandungan emas sekitar 4,8 juta ons, dan sumber daya mineral mencapai 7 juta ons emas.
Proyek ini dirancang sebagai tambang berbiaya rendah dengan umur operasi jangka panjang. EMAS juga telah bekerja sama dengan PLN untuk pemanfaatan listrik energi terbarukan melalui skema Renewable Energy Certificate (REC) sebagai bagian dari komitmen pengurangan emisi karbon.
Baca Juga: IHSG Sesi Siang Merosot 0,36% ke Level 8.208, MDKA, TLKM dan MBMA Top Losers LQ45
Tambang Pani menjadi aset strategis Grup Merdeka (PT Merdeka Copper Gold Tbk, IDX: MDKA) dalam memperkuat portofolio multi-logam perusahaan. Bila beroperasi penuh, Pani diproyeksikan menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik.
EMAS menargetkan operasi heap leach 7 juta ton bijih per tahun pada tahap awal, sebelum ekspansi fasilitas carbon-in-leach (CIL) hingga 12 juta ton pada 2030. Puncak produksi ditargetkan mencapai 500.000 ons per tahun pada 2032.
Dengan progres konstruksi yang tepat waktu dan sumber daya besar, perusahaan menyatakan optimistis proyek ini akan memberikan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan masyarakat sekitar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: