Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Turun, Investor Saham Diguncang Ketegangan China-Jepang

        Bursa Asia Turun, Investor Saham Diguncang Ketegangan China-Jepang Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mayoritas Bursa Asia kembali mengalami penurunan yang tajam pada perdagangan di Senin (17/11). Ia kembali tertekan oleh kekhawatiran terkait arah kebijakan suku bunga, potensi gelembung saham teknologi hingga ketegangan yang memanas dari China-Jepang.

        Dilansir Selasa (18/11), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa Korea Selatan menjadi satu-satunya indeks yang mencatatkan kenaikan signifikan dalam sesi kali ini:

        • Hang Seng (Hong Kong): Turun 0,71% ke 26.384,28
        • CSI 300 (China): Turun 0,65% ke 4.598,05
        • Shanghai Composite (China): Turun 0,46% ke 3.972,04
        • Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,10% ke 50.323,91
        • Topix (Jepang): Turun 0,73% ke 3.347,53
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 1,94% ke 4.089,25
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,53% ke 902,67

        Saham global sebelumnya mencatat reli yang solid dengan sektor teknologi memimpin kenaikan seiring perusahaan menggelontorkan dana besar untuk proyek terkait kecerdasan buatan (AI).

        Penguatan tersebut juga didorong pasar tenaga kerja yang melemah, dan kuatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).

        Namun, reli tersebut mulai mereda dalam beberapa pekan terakhir seiring investor menilai ulang dua pilar utama kenaikan tersebut.

        Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan penurunan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut belum pasti terjadi bulan depan, sementara pejabat lain memberi sinyal kemungkinan jeda kebijakan. Para pengambil kebijakan mengungkapkan kekhawatiran bahwa inflasi masih bertahan di atas target, sehingga menutupi risiko perlambatan pasar tenaga kerja.

        Investor kini menantikan rilis berbagai data ekonomiyang tertunda akibat penutupan pemerintah terlama dalam sejarah, yang berakhir pekan lalu di AS.

        Pelemahan sentimen juga datang dari meningkatnya kekhawatiran soal valuasi tinggi dalam sektor teknologi dan peringatan akan potensi gelembung yang bisa pecah sewaktu-waktu. Fokus investor pekan ini tertuju pada laporan keuangan dari Nvidia.

        “Nvidia telah menjadi penggerak reli, namun kini mengalami tekanan seiring kekhawatiran valuasi yang terlalu mahal,” kata Analis Pasar Senior City Index, Fiona Cincotta.

        “Kekhawatiran tentang gelembung akal imitasi menekan sektor ini, dan investor mulai mempertanyakan besarnya belanja perusahaan untuk teknologi tersebut dibandingkan hasil yang mereka peroleh," tambahnya.

        Dari Jepang, data menunjukkan ekonomi menyusut 0.4% di Kuartal III. Negeri Sakura juga bersitegang dengan China. Hal ini menyusul komentar dari Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi.

        Komentar Takaichi awal bulan ini ditafsirkan sebagai sinyal bahwa negara tersebut dapat memberi dukungan militer jika terjadi serangan terhadap Taiwan.

        Baca Juga: Bos BEI Jelaskan Dampak Redenominasi ke Harga Saham, Begini Katanya

        Pernyataan itu memicu ketegangan diplomatik yang membuat kedua negara saling memanggil duta besar masing-masing. China bahkan menghimbau warganya agar menghindari perjalanan ke Jepang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: