Restorasi Mangrove, EU–ASEAN Tegaskan Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim
Kredit Foto: EU-ASEAN
Mangrove memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Selain menjadi habitat berbagai jenis ikan dan biota laut, hutan mangrove berfungsi sebagai penahan abrasi, penyerap karbon alami, serta penopang ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat pesisir.
Sebagai bagian dari komitmen Uni Eropa (EU) dan ASEAN dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir, EU menggelar kegiatan “EU–ASEAN Mangrove Planting for a Sustainable Future” di Suaka Margasatwa Angke Kapuk, Jakarta Utara. Inisiatif ini menjadi rangkaian EU Green Diplomacy Weeks 2025 di ASEAN, menegaskan komitmen EU terhadap aksi nyata keberlanjutan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim.
Kegiatan penanaman mangrove melibatkan sekitar 80 peserta, terdiri dari perwakilan Misi EU untuk ASEAN, negara anggota EU, negara anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, hingga pelajar dan perwakilan pemuda. Ratusan bibit mangrove ditanam di area konservasi Angke Kapuk.
Baca Juga: Komitmen SDGs, ASDP Tanam 3.000 Bibit Mangrove di Bitung
“Melalui kegiatan ini, Uni Eropa ingin menunjukkan bahwa diplomasi hijau bukan hanya retorika, tetapi komitmen nyata untuk melindungi masa depan planet,” ujar Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Sujiro Seam dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (18/11/2025).
Ia menambahkan bahwa restorasi mangrove merupakan investasi jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat pesisir.
“Kolaborasi lintas negara diyakini dapat memperkuat dampak aksi keberlanjutan di tingkat lokal,” katanya.
Adapun, kegiatan penanaman mangrove ini memiliki beberapa tujuan utama yaitu, menegaskan kembali komitmen EU–ASEAN terhadap keberlanjutan lingkungan, Meningkatkan kesadaran tentang peran mangrove dalam mitigasi perubahan iklim, Memberikan pengalaman langsung kepada peserta mengenai praktik konservasi, dan Memperkuat kolaborasi antarnegara dan komunitas dalam pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Tekan Abrasi, PERURI Tanam 2.000 Mangrove di Tanjung Pakis Karawang untuk Tekan Abrasi
Program diawali dengan sesi edukasi mengenai jenis-jenis mangrove dan teknik penanaman ramah lingkungan. Peserta kemudian menanam bibit mangrove bersama tim konservasi lokal. Acara ditutup dengan tur konservasi serta diskusi “Eco Talks” bertema Green Future, Shared Responsibility.
Kegiatan ini mempertegas bahwa aksi lingkungan adalah tanggung jawab global yang dimulai dari individu. Upaya penanaman mangrove ini tidak hanya menjadi simbol kepedulian lingkungan, tetapi juga investasi sosial dan ekologis bagi masa depan komunitas pesisir Indonesia dan dunia.
Inisiatif ini terlaksana melalui kolaborasi dengan Langit Biru Pertiwi, yang berharap aksi ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam pelestarian ekosistem pesisir.
Baca Juga: Komitmen SDGs, ASDP Tanam 3.000 Bibit Mangrove di Bitung
“Kami berharap inisiatif seperti ini mampu mendorong lebih banyak pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan nyata melindungi lingkungan dan memastikan masa depan berkelanjutan bagi generasi mendatang,”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: