Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersatu mendukung percepatan transisi energi di Indonesia. Hal ini penting demi mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 dengan memangkas emisi karbon melalui peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan di Tanah Air.
Hal itu ia tegaskan dalam gelaran Electricity Connect 2025 yang merupakan forum ketenagalistrikan terbesar di Asia Tenggara. Acara ini merupakan kolaborasi antara Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia, PT PLN (Persero), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kita tidak akan bisa berdiri sendiri di sini. Kita akan melakukan kolaborasi. Kolaborasi dalam hal strategi, kebijakan, inovasi teknologi, dan investasi bersama. Dalam rangka apa? Untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Untuk memperlambat pemanasan global," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Adapun komitmen nasional dalam mereduksi emisi di sektor ketenagalistrikan makin tampak dengan telah diresmikannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
Dalam perencanaan satu dekade ke depan itu, pemerintah menetapkan penambahan tenaga listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW) dengan 76% berbasis energi baru terbarukan.
Namun, rencana besar ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pembangunan jaringan transmisi diproyeksikan mencapai 48 ribu kilometer sirkuit (kms) serta gardu induk dengan total kapasitas 109 ribu megavolt ampere (MVA).
"Kebutuhan investasinya mendekati Rp 3 Ribu Triliun. PLN tidak mungkin menanggung ini sendirian. PLN membutuhkan dukungan," ungkapnya.
Baca Juga: MKI Gelar Electricity Connect 2025, Dukung Sektor Kelistrikan Pacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Oleh karenanya, Darmawan menyambut baik forum ini yang diharapkan dapat menggalang kekuatan nasional dalam skema kolaborasi yang produktif demi kelistrikan Indonesia yang makin kokoh ke depan.
"Insyaallah forum ini akan menyatukan kita semuanya. Menjadi sebuah ekosistem yang solid. Ekosistem yang guyub. Ekosistem yang penuh dengan semangat persatuan. Dalam mendukung pembangunan nasional. Sekaligus membangun ekosistem kondusif. Berinvestasi bisnis yang sehat di sektor kelistikan," tandasnya.
Sementara itu, Staf Ahli Kementerian ESDM Bidang Perencanaan Strategis, Jisman P. Hutajulu, mengatakan perlu diakui bahwa saat ini hampir 60% energi listrik di RI ditopang oleh energi fosil, yakni batu bara. Hal ini menjadi perhatian karena sumbangsih emisi karbon dari PLTU berandil dalam global warming atau pemanasan global. Dengan demikian, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam memastikan transisi energi menjadi sangat penting.
"Pak Dirut sudah menyampaikan tadi, butuh investasi kurang lebih 3.000 triliun, 600 triliun kurang lebih untuk jaringan transmisinya, jadi ini sangat besar, nah yang ada di ruangan ini kita semua, bahu-membahu baik seluruh stakeholders, seluruh stakeholders kita mintakan, supaya bahu-membahu tidak hanya teknologi, juga bagaimana financing, investasi dan segala macam, yang memberikan yang terbaik untuk Indonesia," tegasnya.
Baca Juga: Hadir di COP30, PLN Perkuat Posisi Indonesia di Pasar Karbon Global lewat Investasi Transisi Energi
Ia menambahkan, agenda transisi energi sejalan dengan Asta Cita Presiden, termasuk mendorong kemandirian energi nasional dan mengurangi impor energi, terutama BBM.
Jisman juga menekankan bahwa proses transisi energi harus tetap menjaga trilema energi: keamanan pasokan, keterjangkauan, dan keberlanjutan.
"Sudah diamatkan oleh Bapak Presiden, sudah disinggung Bapak Dirut tadi 8% (Pertumbuhan Ekonomi) di 2029. Nah, di kelistrikan kita bersyukur di sekitar bulan Mei kita sudah meluarkan RUPTL 2025-2034, inilah yang kita hitung, yang kita siapkan dalam rangka apa-apa saja yang menjadi pertimbangan atau konsideran yang saya sebutkan tadi, supaya electricity atau kelistrikan di negara kita ini bisa affordable, sustain, dan berkeadilan," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: