Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AI Mulai Memasuki Bisnis Hotel, Apa Dampaknya Bagi Pekerja?

        AI Mulai Memasuki Bisnis Hotel, Apa Dampaknya Bagi Pekerja? Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Masuknya teknologi kecerdasan buatan (AI) ke layanan hotel mulai memunculkan pertanyaan mengenai masa depan tenaga kerja di industri hospitality. 

        Perubahan ini mencuat dalam The Launch of SiteMinder’s Changing Traveller Report 2026, yang menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia lebih tertarik dalam memilih layanan berbasis AI dibanding interaksi langsung dengan staf hotel.

        Dalam laporan tersebut, 59% wisatawan menyatakan menginginkan concierge berbasis AI yang mampu memberi rekomendasi instan dan membantu pemesanan fasilitas. Sebanyak 55% responden memilih check-in dan check-out tanpa kontak, sebuah proses yang secara tradisional dilakukan oleh resepsionis. Teknologi kesehatan (53%), fitur keberlanjutan (50%), dan layanan robotik (39%) juga menjadi bagian dari kebutuhan baru tamu Indonesia pada 2026.

        Regional Sales Manager Indonesia, Fifin Prapmasari, mengatakan bahwa penggunaan AI sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. “AI seperti hal yang sudah terintegrasi dalam hidup kita setiap hari, ada nggak sih yang nggak pakai AI? Mungkin at least buka ChatGPT saja, pada pakai nggak ChatGPT?” ujar Fifin dalam acara The Launch of SiteMinder’s Changing Traveller Report 2026, Kamis (20/11/2025).

        Baca Juga: RDS Group Dorong Adopsi AI di Industri Asuransi

        Pergeseran preferensi ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pekerja hotel, terutama pada fungsi yang rentan terotomatisasi seperti resepsionis, concierge, dan bagian layanan dasar. 

        Namun, Fifin menegaskan bahwa teknologi tersebut bukan ditujukan untuk menggantikan peran manusia secara keseluruhan. 

        “Personal touch itu sendiri adalah kuncinya untuk hospitality sebenarnya. Jadi ketika misalnya datang, kemudian disambut oleh manusia yang memang punya emosi itu akan lebih bermakna,” kata Fifin.

        Baca Juga: Penasihat Trump: AI Bikin Fresh Graduate Tak Dibutuhkan Industri

        Menurut Fifin, AI berfungsi mendukung efisiensi operasional, termasuk pengumpulan data, penetapan strategi bisnis, dan personalisasi layanan. “Untuk hotel sendiri misalnya set bisnis strategi, atau misalnya untuk collect database informasi untuk personalisasi. Nah itu AI akan sangat membantu sekali sih,” jelasnya.

        Meski begitu, laporan ini mengindikasikan bahwa pekerja hotel perlu beradaptasi dengan tuntutan baru, seperti mengelola teknologi, mengawasi sistem otomatis, dan memperkuat peran yang membutuhkan interaksi manusia. Transformasi ini menandai perubahan signifikan dalam struktur pekerjaan di bisnis perhotelan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: