Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bursa Asia Menguat, Investor Optimistis The Fed Akan Pangkas Suku Bunga di Desember 2025

        Bursa Asia Menguat, Investor Optimistis The Fed Akan Pangkas Suku Bunga di Desember 2025 Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mayoritas Bursa Asia menguat pada perdagangan di Senin (24/11). Kenaikan ini terjadi menyusul meningkatnya optimisme pasar soal pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) di Desember 2025.

        Dilansir Selasa (25/11), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa Jepang tutup menyusul hari libur nasional dalam perdagangan kali ini:

        • Hang Seng (Hong Kong): Naik 1,97% ke 25.716,50
        • CSI 300 (China): Turun 0,12% ke 4.448,05
        • Shanghai Composite (China): Naik 0,05% ke 3.836,77
        • Nikkei 225 (Jepang): Libur Hari Buruh
        • Topix (Jepang): Libur Hari Buruh
        • Kospi (Korea Selatan): Turun 0,19% ke 3.846,06
        • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,87% ke 856,44

        Aksi beli murah pada saham-saham teknologi yang sebelumnya tertekan turut menopang penguatan pasar, seiring kembalinya minat investor ke sektor tersebut setelah mengalami penurunan tajam dalam beberapa pekan terakhir. Namun, volume perdagangan relatif terbatas karena libur bursa di Jepang.

        Dari China, ketidakpastian terkait rencana stimulus tambahan  masih membayangi sentimen pasar. Hal tersebut ditambah dengan tekanan terhadap saham chip lokal setelah muncul laporan terkait dengan Nvidia.

        Amerika Serikat (AS) dikabarkan mempertimbangkan untuk mengizinkan perusahaan tersebut untuk melanjutkan penjualan chip tertentu ke China. Langkah tersebut dinilai berpotensi mengurangi permintaan terhadap chip buatan lokal dan menghambat ambisi untuk mencapai kemandirian penuh dalam pengembangan akal imitasi (AS).

        Di sisi lain, izin penjualan chip yang lebih canggih dibandingkan dengan chip lokal juga berpotensi memungkinkan raksasa internet dari negara tersebut untuk melanjutkan pengembangan teknologi tanpa hambatan berarti dari AS.

        Saham maskapai penerbangan juga turut melemah menyusul laporan pembatalan rute penerbangan dalam jumlah besar ke Jepang. Hal tersebut terjadi karena meningkatnya ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo.

        Dari Amerika Serikat, The Fed menjadi sorotan menyusul pernyataan sejumlah pejabat bank sentral yang menyampaikan pernyataan bernada dovish.

        Presiden The Fed New York, John Williams, menyerukan perlunya pemangkasan suku bunga pada bulan dari Desember.

        Sejumlah data ekonomi terbaru, termasuk inflasi dan pasar tenaga kerja,  juga dijadwalkan rilis pekan ini dan diperkirakan memberikan petunjuk tambahan terkait arah ekonomi dari AS. 

        Investor kini optimistis soal pemangkasan suku bunga akhir tahun dan memperkirakan peluang terjadinya hal tersebut sebesar 67,3%.

        Baca Juga: HDIT Lepas Seluruh Saham di Bisnis Pinjol, Nilainya Rp18,5 Miliar

        Meski demikian, prospek penurunan suku bunga dinilai positif bagi pasar saham yang berorientasi pada aset berisiko, karena suku bunga yang lebih rendah berpotensi meningkatkan likuiditas di bursa saham.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: