Kredit Foto: Ist
Industri otomotif Thailand saat ini tengah menghadapi tantangan yang semakin berat karena banjir besar di Thailand Selatan.
Peristiwa ini akan mengganggu penjualan mobil domestik dan menunda pemulihan ekonomi hingga akhir tahun ini, menurut Federasi Industri Thailand (FTI).
Wakil Ketua FTI dan juru bicara Klub Industri Otomotif, mengatakan kelompok tersebut sedang memantau situasi dengan saksama.
"Banjir besar di Thailand Selatan telah menimbulkan kekhawatiran, dan kami berharap kondisi segera membaik," ujarnya.
Federasi Industri Thailand Selatan akan bertemu dengan produsen mobil global pada hari Rabu untuk melakukan tinjauan industri bulanan, yang akan membahas langkah-langkah dukungan potensial bagi dealer, pelaku bisnis, dan konsumen yang terdampak bencana.
Banjir, ditambah dengan perlambatan ekonomi, diperkirakan akan memaksa revisi terhadap prospek industri untuk tahun ini.
Terlepas dari risikonya, klub tersebut mempertahankan target produksi tahun 2025 sebesar 1,45 juta kendaraan, yang terdiri dari 950.000 untuk ekspor dan 500.000 untuk pasar domestik.
Surapong berharap pemerintah baru dan langkah-langkah stimulusnya, terutama skema pembayaran bersama "Khon La Khrueng Plus" akan meningkatkan kepercayaan ekonomi dan memperkuat daya beli konsumen.
Menurut klub, produksi Oktober naik 14,1% year-on-year menjadi 135.685 unit, terutama didorong oleh produsen kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) yang mempercepat produksi untuk memenuhi persyaratan insentif EV negara bagian dalam skema EV3.0.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Amry Nur Hidayat