Kredit Foto: Reuters
Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memperingatkan bank-bank dalam zona euro yang memiliki bisnis besar dalam dolar agar memperkuat bantalan likuiditas dan modal mereka untuk menghadapi potensi tekanan pasar.
Dilansir dari Financial Stability Review (FSR) Eropa, Kamis (27/11), ECB meminta bank-bank memantau eksposur dolar mereka menyusul risiko yang hadir akibat tarif dagang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Baca Juga: ECB: Uni Eropa Bisa Tertinggal Gegara Lambat Adopsi AI
ECB menegaskan bahwa sejumlah bank besar zona euro yang aktif menggunakan dolar perlu bersiap menghadapi risiko tersebut, termasuk dengan potensi terguncangnya independensi dari Federal Reserve (The Fed).
“Cadangan modal tambahan mungkin diperlukan untuk menyerap volatilitas mata uang yang lebih tinggi dan risiko kredit dari mitra transaksi,” ungkap ECB.
“Bank perlu memegang aset likuid dalam dolar untuk mengimbangi potensi arus keluar dana dan bertindak sebagai perantara yang menstabilkan," tambahnya.
ECB juga mengulangi peringatannya mengenai valuasi pasar saham yang dinilai sudah terlalu tinggi, tumpukan utang global, dampak tarif perdagangan serta pertumbuhan stablecoin yang dinilai bisa mengancam stabilitas sistem keuangan.
Laporan tersebut disusun oleh para ekonom dan tidak bersifat mengikat bagi bank yang berada dalam bawah pengawasannya. Namun, laporan itu menegaskan tingkat kekhawatiran pembuat kebijakan terkait ketersediaan likuiditas dolar.
Bank-bank zona euro biasanya memperoleh likuiditas dolar melalui skema repurchase agreement (repo) dan foreign exchange swap (FX swap).
Baca Juga: Kurangi Tekanan Dolar, BI Bakal Rilis Instrumen Moneter Berbasis Yuan dan Yen
“Dalam skenario ekstrem, arus keluar dolar dapat menghabiskan kemampuan mereka untuk memperoleh uang tunai melalui repo, forex swap, dan penjualan aset tersebut,” ungkap ECB.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar