Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar Melemah, Usai Data Tenaga Kerja Lesu di AS

        Dolar Melemah, Usai Data Tenaga Kerja Lesu di AS Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan di Rabu (3/12). Ia tertekan oleh data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan dan ekspektasi bahwa suku bunga akan dipangkas oleh Federal Reserve (The Fed) di Desember 2025.

        Dilansir dari Reuters, Kamis (4/12), Indeks Dolar (DXY) tercatat turun 0,45% menjadi 98,85/ Capaian ini merupakan level terendah sejak 29 Oktober.

        Baca Juga: BI Diperkirakan Pangkas Suku Bunga Dua Kali di 2026

        Tekanan terhadap greenback meningkat setelah laporan ekonomi terbaru menunjukkan penurunan tak terduga pada tenaga kerja sektor swasta dari AS. Pada November, payroll swasta turun 32.000.

        Dolar juga tertekan oleh spekulasi bahwa ketua bank sentral selanjutnya adalah Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett. Investor memperkirakan sosok tersebut akan mendorong pemangkasan suku bunga yang lebih agresif.

        Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga dikabarkan membatalkan rangkaian wawancara dengan kandidat ketua bank sentral yang dijadwalkan berlangsung minggu ini, menandakan bahwa keputusan pengisi posisi tersebut telah diambil.

        “(Hassett) memiliki rekam jejak yang kuat. Pertanyaannya, apakah ia dapat tetap independen dari tekanan yang kemungkinan besar datang dari Gedung Putih?” ujar Kepala Strategi Makro Amerika Utara Standard Chartered Bank, Steve Englander.

        Hassett dipercaya kemungkinan akan melakukan pemangkasan suku bunga secara agresif untuk sejalan dengan preferensi dari Trump. Trump berulang kali menilai bahwa bank sentral terlalu lambat menurunkan suku bunga.

        Meski begitu, kebijakan bank sentral tetap ditentukan oleh komite, sehingga dia tidak memiliki kendali penuh atas arah kebijakan moneter.

        Adapun Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent menyatakan optimisme terhadap prospek ekonomi tahun depan. Namun tetap menilai pemangkasan suku bunga diperlukan karena sejumlah sektor menunjukkan pelemahan.

        Baca Juga: Mayoritas Bank Yakin The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga di Desember 2025

        Di sisi lain, investor kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan bank sentral pekan depan mencapai 89%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: