Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar AS Melemah, The Fed Pangkas Suku Bunga

        Dolar AS Melemah, The Fed Pangkas Suku Bunga Kredit Foto: Antara/Putu Indah Savitri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sejumlah mata uang utama pada Rabu (10/12). Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga dalam keputusan yang telah banyak diperkirakan pasar, namun memberi sinyal bahwa bank sentral kemungkinan akan menghentikan siklus pelonggaran pada pertemuan kebijakan berikutnya di Januari.

        Dilansir dari Reuters, Kamis (11/12), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kurs greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0.6% menjadi 98,66.

        Baca Juga: The Fed Kembali Pangkas Suku Bunga, Isyaratkan Tidak Ada Pemotongan Lanjutan

        Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan bahwa langkah kebijakan selanjutnya kecil kemungkinan berupa kenaikan suku bunga. Ia menyebutkan bahwa skenario tersebut tidak tercermin dalam proyeksi terbaru para pembuat kebijakan.

        The Fed baru-baru ini memangkas suku bunga acuan sebesar dua puluh lima basis poin menjadi kisaran 3,50%–3,75%. Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee dan Presiden Fed Kansas City, Jeffrey Schmid menilai suku bunga seharusnya tetap dipertahankan. Sementara Gubernur Fed, Stephen Miran kembali mendorong penurunan yang lebih besar sebesar lima puluh basis poin.

        Proyeksi terbaru bank sentral juga menunjukkan pembuat kebijakan memperkirakan hanya satu kali pemotongan suku bunga pada 2026.

        “Walaupun pasar sudah sepenuhnya memproyeksikan pemotongan bunga, reaksi berbalik arah dolar menunjukkan adanya celah data dan narasi yang terus berubah,” kata Senior Investment Strategist Mesirow Currency Management,  Uto Shinohara.

        Ia menambahkan bahwa komentar bank sentral mengenai kesiapan untuk menunggu, ditambah kekhawatiran pasar tenaga kerja dan pandangan bahwa tarif dapat memicu inflasi, turut menekan dolar.

        Investor kini yakin bahwa bank sentral akan menahan suku bunga pada pertemuan Januari. Meskipun proyeksi memperkirakan satu kali pemotongan tahun depan, pasar futures masih mengantisipasi dua kali pemotongan pada 2026.

        Mereka juga semakin mengurangi ekspektasi resesi menyusul data ekonomi terbaru yang menunjukkan pelemahan dalam sektor tenaga kerja dan manufaktur namun tidak mengarah pada kontraksi tajam. 

        Baca Juga: Pasar Waspadai Spiral Negatif Jepang, Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Yen Capai 90%

        Adapun Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett mengatakan masih ada ruang yang cukup besar untuk pemotongan suku bunga lanjutan, meskipun ia menekankan bahwa kenaikan inflasi dapat mengubah kalkulasi kebijakan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: