Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jazuli Juwaini: RUU BPIP Momentum Revitalisasi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa di Tengah Turbulensi Dunia

        Jazuli Juwaini: RUU BPIP Momentum Revitalisasi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa di Tengah Turbulensi Dunia Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan dukungan sekaligus komitmen kuat terhadap penguatan ideologi Pancasila melalui pengesahan Rancangan Undang-Undang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai inisiatif DPR.

        Hal ini disampaikan oleh Dr. Jazuli Juwaini, MA, Koordinator Badan Legislasi Fraksi PKS DPR RI, dalam pernyataannya menyikapi pengesahan RUU tersebut sebagai Usul Inisiatif DPR pada Sidang Paripurna (8/12/2025).

        Pancasila sebagai Kompas dan Identitatas di Tengah Turbulensi Dunia 

        Jazuli Juwaini menekankan bahwa penguatan Pancasila bukan sekadar kebutuhan administratif, tetapi merupakan urgensi kebangsaan yang harus dijawab negara di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu.

        “Kita hidup pada era turbulensi global. Secara internal, derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang masif menyebabkan nilai-nilai kebangsaan kita tergerus. Identitas bangsa terancam oleh penetrasi budaya instan dominan yang tidak selaras dengan kepribadian Indonesia,” tegas Jazuli.

        Sementara itu, secara eksternal dunia terus diwarnai ketidakadilan, kekacauan, dan tragedi kemanusiaan. Menurut Anggota DPR Dapil Banten, kondisi ini menuntut paradigma baru dalam menata hubungan antarbangsa.

        Ia mengingatkan bahwa Bung Karno pada 1960 telah mengajukan Pancasila sebagai pendekatan baru bagi tatanan dunia yang lebih adil ketika berpidato di Sidang Majelis Umum PBB.

        “Apa yang disampaikan Bung Karno lebih dari enam dekade lalu justru semakin relevan hari ini. Pancasila bukan hanya fondasi bangsa Indonesia, tetapi tawaran etika global untuk perdamaian dan keadilan,” katanya.

        Pancasila Harus Menjadi Ideologi yang Hidup

        Fraksi PKS berharap agar melalui penguatan peran BPIP, Pancasila benar-benar menjadi ideologi yang hidup, dipraktikkan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

        “Pancasila harus menjadi kompas sekaligus benteng kebangsaan dari berbagai anasir ideologi destruktif yang dapat merusak persatuan dan masa depan bangsa. Ia juga harus menjadi dasar kebijakan negara dan inspirasi bagi lahirnya kemajuan kolektif bangsa,” ujar Jazuli.

        PKS menegaskan bahwa revitalisasi Pancasila bukan hanya soal menjaga warisan sejarah, tetapi memastikan lima sila tersebut diwujudkan secara utuh dan menyeluruh dalam pembangunan nasional.

        PKS Memastikan TAP MPRS XXV/1966 Tetap Menjadi Rujukan 

        Dalam proses pembahasan RUU BPIP di Badan Legislasi, Fraksi PKS juga memperjuangkan kepastian hukum bahwa TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI dan Larangan Penyebaran Komunisme/Marxisme-Leninisme tetap menjadi referensi penting dalam RUU ini, dalam Ketentuan Mengingat.

        “Ini penting untuk menjaga konsistensi sejarah, ketertiban hukum, serta mengokohkan arah ideologi bangsa. Alhamdulillah, usulan Fraksi PKS diterima dan diakomodasi sebagai bagian integral dari RUU BPIP,” jelas Jazuli.

        Dengan pengesahan RUU BPIP ini, Fraksi PKS menegaskan kembali komitmennya untuk mengawal implementasi Pancasila agar tidak berhenti pada slogan, tetapi benar-benar mewujud dalam perilaku, kebijakan, dan arah pembangunan nasional.

        “Semoga RUU ini menjadi momentum memperkokoh kebangsaan, memperkuat karakter bangsa, dan menuntun Indonesia menuju masa depan yang lebih bermartabat,” tutup Jazuli.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ferry Hidayat
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: