Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        NTT: Jepang Perlu Strategi Niche Demi Bangkitkan Industri Chip

        NTT: Jepang Perlu Strategi Niche Demi Bangkitkan Industri Chip Kredit Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nippon Telegraph and Telephone (NTT) Jepang menilai bahwa negaranya perlu mengambil pendekatan unik atau niche dalam manufaktur semikonduktor alih-alih mencoba bersaing dari sisi skala dan harga, jika ingin menghidupkan kembali industri chip dari Negeri Sakura.

        NTT Chairman, Jun Sawada mengatakan bahwa pada masa lalu, negaranya merupakan salah satu pemain paling dominan dalam industri semikonduktor global. Namun posisi tersebut kemudian tergeser oleh pesaing dari Taiwan dan Korea Selatan.

        Baca Juga: BlackRock: Inflasi Mengancam Pasar Saham Jepang

        Menurutnya, Jepang kehilangan daya saing industri chipnya karena terlalu mengejar produksi berbiaya rendah dan volume besar. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah strategi yang perlu dihindari ke depan.

        “Dari sisi skala ekonomi, kami tidak bisa mengalahkan Taiwan atau Samsung Electronics. Kami harus menargetkan high mix, low volume,” ujar Sawada, dilansir dari Reuters, Selasa (16/12).

        Strategi high mix, low volume merujuk pada produksi beragam chip yang sangat terspesialisasi dalam volume lebih kecil, sehingga memungkinkan produsen menetapkan harga lebih tinggi untuk produk-produk bernilai tambah dan pasar khusus.

        NTT merupakan salah satu dari sejumlah perusahaan besar yang berinvestasi di Rapidus Jepang. Ia merupakan perusahaan semikonduktor yang didukung pemerintah dan menargetkan produksi massal chip canggih mulai 2027.

        Rapidus didirikan pada tiga tahun lalu dan menjadi pilar utama dalam rencana pemerintah senilai untuk memperkuat industri semikonduktor dan kecerdasan buatan dari Jepang.

        Sawada mengatakan pihaknya berharap bahwa perusahaan tersebut dapat mengadopsi teknologi perusahaannya, yakni IOWN. Teknologi itu menggunakan cahaya untuk mentransmisikan data dan diklaim lebih cepat dan lebih hemat energi dibandingkan teknologi transmisi data konvensional.

        Baca Juga: Pasar Waspadai Spiral Negatif Jepang, Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Yen Capai 90%

        Menurut Sawada, pemanfaatan teknologi mutakhir dan fokus pada pasar khusus menjadi kunci agar negaranya dapat kembali membangun posisi yang relevan dan kompetitif dalam rantai pasok semikonduktor global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: