Strategi PT Asuransi Bintang Tbk Minimalkan Dampak Transisi PSAK 117
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Asuransi Bintang Tbk (Perseroan) menyelenggarakan Public Expose Tahunan secara elektronik di Jakarta (19/12) sejalan dengan ketentuan Bursa Efek Indonesia mengenai kewajiban penyampaian informasi dan kinerja Perseroan selama tahun 2025.
Diungkapkana HSM. Widodo, Presidren Direktur Asuransi Bintagng, pada tahun ini, penerapan PSAK 117 tentang kontrak asuransi sudah berlaku dan tinggal 12 hari sebelum laporan keuangan di tutup untuk pertama kalinya dengan menggunakan PSAK ini.
Perseroan sudah mulai melakukan Persiapan Penerapan standar PSAK 117 ini sejak tahun 2022. Langkah-langkah persiapan yang sudah dilakukan, proses penghapusan dan pengakuan asset-asset sehubungan dengan transisi ini memberikan dampak langsung berhasil menekan dampak negatif penurunan ekuitas sebagai konsekwensi proses transisi kepada ekuitas Perseroan pada tanggal 1 Januari 2025.
Perseroan telah melakukan berbagai langkah strategis untuk perbaikan yang berkesinambungan melalui penghentian produksi-produksi merugi dan runs-off dari portfolio merugi (onerous) yang dimiliki. Keseluruhan Langkah strategis tersebut telah penerapan PSAK 117.
Dapat disampaikan, bahwa secara sistematis dan konsisten Perseroan berhasil menurunkan dan menekan dampak penurunan ekuitas proforma dari proses transisi menuju PSAK 117 dari hasil analisa proforma awal tahun 2022 sebesar Rp70 miliar , kemudian menurun menjadi Rp 37 miliar pada akhir Maret 2023 dan akhinya menjadi hanya Rp 7,78 miliar pada akhir tahun 2024 (unaudited) saat proses transisi ke PSAK 117 benar-benar terjadi. Mengingat bahwa proses audit atas laporan keuangan tahun 2025 masih berjalan, angka-angka yang kami sampaikan tentunya akan menyesuaikan dengan hasil audit tersebut.
Selain penerapan Activity Based Costing, Activity Based KPI dan kombinasi Variable Pay dan Variable Expenses yang telah diterapkan Perusahaan sejak awal tahun 2024, Pada tahun 2025 Perseroan juga telah berhasil meluncurkan Dashboard PSAK 117 dan IFRS17 Advance Management and Simulation tools untuk kelancaran operasional dan juga proses perencanaan bisnis kedepannya.
Seluruh Langkah yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa Perseroan mampu melaksanakan penerapan PSAK 117 dengan persiapan yang baik dan aspek monitoring yang lengkap serta dampak penurunan ekuitas yang terkendali. Dapat disampaikan bahwa dengan penerapan PSAK 117, jumlah ekuitas Perseroan per 30 September 2025 adalah sebesar Rp 431 miliar yang sudah melampaui persyaratan minimum ekuitas tahun 2026 sesuai POJK 23 tahun 2023. Ekuitas Perseroan direncanakan akan mencapai Rp 575 miliar pada akhir tahun 2028 yang sudah memenuhi persyaratan minimum ekuitas tahun 2028 sebesar Rp 500 miliar untuk KPPE1.
Dari seluruh kesiapan yang dimiliki Perseroan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjuk Perseroan sebagai salah satu dari 5 perusahaan asuransi umum ke dalam pilot project New-RBC Non Insurance Capital Standard (ICS). Berdasarkan informasi yang diterima, bahwa RBC baru ini akan mulai diterapkan pada semester ke-2 tahun 2026.
Dalam pemaparan manajemen, Perseroan menyampaikan beberapa poin utama kinerja sepanjang tahun 2025. Angka-angka disajikan sesuai dengan PSAK 117 (unaudited) dan sesuai dengan standard pelaporan yang ada, maka laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya disajikan kembali.
Pendapatan jasa asuransi tercatat sebesar Rp. 240,8 miliar dan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 291,5 miliar atau terkontraksi sebesar 17,39%. Penurunan pendapatan jasa asuransi terutama terkait dengan strategi penerapan PSAK 117 yang masih berlanjut hingga saat ini.
Sejalan dengan penurunan pendapatan jasa asuransi, beban jasa asuransi juga menurun dari Rp 176, 5 miliar menjadi Rp 126,8 miliar. Setelah memperhitungakan beban kontrak reasuransi milikan, hasil jasa asuransi bersih tercatat sebesar Rp 51,2 miliar, turun sebesar Rp 3,2 miliar dari Rp 54,5 yang tercatat pada tahun lalu.
Perseroan berhasil menurunkan beban usaha dari Rp 72,5 miliar menjadi Rp 64,7 miliar, turun sebesar Rp 7,8 miliar atau turun 10% dibandingkan tahun lalu.
Setelah memperhitungkan pendapatan lain–lain yang meningkat sebesar Rp 9 miliar dan pendapat komprehensif, laba rugi komprehensif ditutup dengan jumlah laba komprehensif sebesar Rp 15,9 miliar yang meningkat sebesar Rp 2,2 miliar dibandingkan tahun lalu.
Total aset Perseroan tercatat sebesar Rp 837,3 miliar, turun dari Rp 883 miliar pada tahun 2024. Aset kontrak asuransi turun dari Rp 45,5 miliar menjadi Rp 21,4 miliar dan aset kontrak reasuransi turun dari Rp 281,2 miliar menjadi Rp 229,7 miliar. Penurunan ini sejalan dengan penurunan pendapatan jasa asuransi sesuai dengan strategi Perseroan untuk mendapatkan produksi dengan marjin yang positif dan beban kontrak reasuransi yang ada.
Total liabilitas pada sisi lain juga mengalami penurunan dari Rp 467,3 miliar menjadi Rp 406,2 miliar. Liabilitas kontrak asuransi turun dari Rp 369,1 miliar menjadi Rp 330,8 miliar sementara liabilitas kontrak reasuransi turun dari Rp 49 miliar menjadi Rp 54,6 miliar.
Perseroan berhasil meningkatkan ekuitas dari Rp 416 miliar mejadi Rp 431 miliar yang sudah melampaui syarat minimum ekuitas yang ditetapkan oleh OJK pada tahun 2026 yang akan datang.
Dapat disampaikan pula, bahwa pencapaian RBC Perseroan sebesar 162,73% dan semua rasiorasio keuangan yang dipersyaratkan dapat dipenuhi termasuk penempatan investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) di atas 20% sebagaimana yang dipersyaratakan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait: