Kredit Foto: Reuters/Paul Yeung
Bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan di Senin (22/12). Reli dipimpin oleh kenaikan saham teknologi dan produsen chip menyusul kembali tumbuhnya optimisme terhadap sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence). Investor juga mencermati keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya di China.
Dilansir Selasa (23/12), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Bursa China menjadi sosortan dalam perdagangan kali ini:
- Hang Seng (Hong Kong): Naik 0,43% ke 25.801,77
- CSI 300 (China): Naik 0,95% ke 4.611,62
- Shanghai Composite (China): Naik 0,96% ke 3.917,36
- Nikkei 225 (Jepang): Naik 1,81% ke 50.402,39
- Topix (Jepang): Naik 0,64% ke 3.405,17
- Kospi (Korea Selatan): Naik 2,12% ke 4.105,93
- Kosdaq (Korea Selatan): Naik 1,52% ke 929,14
Kenaikan pasar regional terjadi seiring rebound saham teknologi, setelah kekhawatiran terkait besarnya belanja akal imitasi dan valuasi yang dinilai terlalu tinggi mulai mereda. Saham-saham pembuat chip turut pulih, dengan investor menilai bahwa permintaan terkait akal imitasi dan pusat data masih tetap solid.
Di China, bank sentral mempertahankan Loan Prime Rate (LPR). People’s Bank of China (PBOC) memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga pinjaman acuan tersebut, menandakan preferensi otoritas terhadap stabilitas kebijakan.
Keputusan itu mencerminkan upaya pemerintah setempat untuk menyeimbangkan kebutuhan mendukung pertumbuhan ekonomi dengan kekhawatiran terhadap risiko keuangan.
Baca Juga: Komut Borong Lagi 2,81 Juta Saham HEAL, Rogoh Kocek Segini
Menjelang periode libur akhir tahun, volume perdagangan diperkirakan akan menipis. Namun demikian, investor diperkirakan tetap memfavoritkan saham teknologi dan yang terkait dengan akal imitasi, sehingga pergerakan pasar tetap sensitif terhadap arah bursa dari Wall Street Amerika Serikat (AS).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: