Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Konsumen Perjalanan Pelayaran Didominasi dari Jawa

        Warta Ekonomi -

        WE Online, Jakarta - Pihak agen perjalanan Panen Tour menyatakan konsumen wisata pelayaran yang dikelolanya didominasi pelancong dari wilayah yang tersebar di Pulau Jawa, yakni sekitar 60 persen.

        "Masih Pulau jawa 60 persen ya, lebih ke Jakarta, Surabaya dan Bandung," kata Wholesaler Manager Panen Tour Ika Safitri Nafisah usai diskusi bersama pers terkait peluang industri pesiar Indonesia di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

        Ia mengatakan perkembangan minat konsumen asal Sumatera seperti dari Medan dan Pekanbaru juga semakin bertumbuh. Begitu juga dengan Sulawesi seperti Makassar dan Manado, meskipun konsumen asal Indonesia masih didominasi dari Pulau Jawa sebesar 60 persen.

        "Kalau daerah Kalimantan, Sumatera, karena memang dua tahun terakhir ini 'market cruise' lagi naik sekali karena orang sudah bosan dengan tur reguler ya," ujarnya.

        Terkait terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, ia mengatakan pihaknya melakukan strategi membuat produk perjalanan dengan kapal pesiar yang lebih menarik.

        "Kita coba bikin 'combine' (mengombinasikan) sesuatu yang menarik ya karena kalau misalnya kita jual 'cruise'-nya (tiket berlayar saja) itu bisa dibilang semua agen hampir sama bisa jual karena produknya sama," tuturnya.

        Pihaknya mengombinasikan paket perjalanan pelayaran dengan tur keliling kota tempat tujuan wisata, transportasi dari bandara ke pelabuhan dan hotel.

        "Kami dari Panen Tour ada 'combine' (mengombinasikan) dengan antar-jemput jadi kan penumpangnya kalau mau ke 'airport' (bandara) dia kan penumpangnya harus transfer lokasi jadi kita 'combine' transfer dari 'airport' ke pelabuhannya, terus kami kadang juga 'combine' lagi 'free city tour' jadi supaya juga atraktif ke konsumen kita," katanya.

        Ia mengatakan variasi produk dilakukan untuk menghadapi melemahnya nilai tukar rupiah yang terus bergerak dari hari ke hari sehingga sulit diprediksi.

        "Karena mesti ini ya putar otak karena harga kurs ya mahal banget sudah Rp14.000," tuturnya.

        Namun, ia mengatakan konsumen yang ingin melakukan perjalanan dengan kapal pesiar umumnya telah menyiapkan secara matang biaya yang diperlukan sehingga pasar masih terjaga.

        "Karena 'cruise' (berlayar) 'well planning' (persiapan dengan baik) karena tiga sampai enam bulan pesan," ujarnya.

        Ia mengatakan sebaiknya konsumen memesan paket perjalanan pelayaran jauh hari karena harganya akan berubah tiap bulan dan semakin naik mendekati jadwal keberangkatan kapal pesiar.

        Untuk itu, ia mengatakan konsumen diminta melakukan deposit dengan nilai tukar rupiah sebesar Rp10.000 dalam mengantisipasi fluktuasi nilai tukar rupiah.

        "Pakai patokan Rp10.000 pada saat mau deposit atau bayar harus cek lagi kursnya karena pergerakannya saat ini terlalu cepat," katanya.

        Cruise Consultant dari Cruise Centre Johnny Judianto mengatakan perjalanan dengan kapal pesiar lebih murah dibandingkan tur regular karena perjalanan pelayaran telah menyediakan hotel, makanan, hiburan dan fasilitas lainnya secara menyeluruh dalam satu paket.

        Ia mengatakan orang yang ingin berwisata dengan kapal pesiar sudah menyiapkan dana terlebih dahulu. Konsumen kemudian memilih waktu perjalanan.

        Untuk konsumen yang baru pertama kali berlayar, ia mengatakan dapat menyedikan dana mulai dari Rp5.000.000.

        Besaran dana yang diperlukan tergantung pada tujuan, lama perjalanan dan kamar yang diinginkan.

        Biaya paket perjalanan juga tergantung waktu pemesanan tiket tur dengan kapal pesiar.

        "Tergantung pada saat kapan kita 'booking' (memesan). Kita harus 'booking' di awal-awal. Kita jangan 'booking' dua minggu berangkat, itu pasti akan mahal. Kita 'booking' enam bulan di muka akan lebih bagus biayanya," katanya. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: