WE Online, Jakarta - SCG mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 35% pada tahun 2015 lalu (year on year/y-o-y).
Presiden dan CEO SCG Roongrote Rangsiyopash mengatakan pertumbuhan pendapatan tersebut berkat hasil kinerja unit bisnis kimia. Dengan prospek perekonomian ASEAN yang lebih baik, imbuhnya, SCG terus mempersiapkan investasi yang strategis serta upaya penelitian dan pengembangan yang tepat untuk mengantisipasi peningkatan permintaan di kawasan pada masa depan.
"Laba pada tahun 2015 mencapai Rp17,652 miliar (US$1,325 juta), naik 35% y-o-y, yang dihasilkan dari bisnis kimia, walau kinerja dari bisnis semen dan bahan bangunan mengalami perlambatan. Selain itu, pendapatan dari ekspor dibukukan sebesar Rp49,377 miliar (US$3,708 juta), turun 11% y-o-y. Pendapatan dari ekspor berkontribusi sebesar 29% dari total pendapatan penjualan SCG," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu (31/1/2016).
Berdasarkan laporan kuartal, imbuhnya, pendapatan dari penjualan SCG pada Q4/2015 turun 10% y-o-y dan 5% q-o-q ke Rp40,392 milyar (US$ 2,947 juta) diakibatkan oleh turunnya harga minyak. Akan tetapi, laba pada kuartal tercatat mengalami peningkatan 29% y-o-y sebesar Rp4,378 milyar (US$319 juta), berkat pendapatan yang lebih besar dari kimia, yang juga menunjukkan pertumbuhan 27% q-o-q, sejak kuartal III/2015 sebesar Rp 1,388 miliar (US$101 juta).
"Terkait perkembangan dari investasi SCG di ASEAN, kami tetap menjalankan sesuai dengan rencana dan mampu mengakomodasi dinamika permintaan pasar. Pabrik semen di Indonesia mulai beroperasi pada November 2015, sedangkan pabrik semen di Myanmar dan Laos diharapkan dapat mulai beroperasi masing-masing pada pertengahan 2016 dan 2017," ujarnya.
Ia memastikan investasi ini sangat penting agar dapat mendukung ekspansi pasar serta memenuhi permintaan pelanggan di ASEAN.
"SCG optimis pada prospek pertumbuhan kawasan dan mengambil langkah antisipasi atas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di 2016 dapat mendorong bisnis kami, khususnya di Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam, yang mana merupakan pasar ekspor utama," paparnya.
Menurutnya, SCG juga mementingkan pengembangan inovasi produk dan layanan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang bervariasi saat ini dan juga untuk mengangkat kualitas hidup. Pada 2015, ia menyampaikan SCG menginvestasikan lebih dari Rp 1,360 miliar (US$ 102 juta) pada bidang penelitian dan pengembangan (litbang).
"Jumlah ini naik 30% dari tahun lalu dan merupakan 0,8% dari pendapatan dari penjualan tahun finansial 2015. Pada 2016 SCG akan meningkatkan alokasi dana untuk litbang lebih dari 1% dari total pendapatan penjualan tahunan," jelasnya.
Terkait dengan pabrik semen pertama SCG di Indonesia, Semen Jawa, ia menyebutkan pekerjaan konstruksi sudah selesai dan operasional komersial dimulai pada Q4/2015.
"Meskipun pertumbuhan permintaan semen pada 2015 cenderung lambat, proyek infrastruktur pemerintah pada 2016 dapat membawa tanda-tanda peningkatan yang positif dan menghasilkan pertumbuhan yang stabil pada pasar," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: