WE Online, Jakarta - PT Taspen (Persero) menyiapkan langkah strategis alokasi investasi menyusul rencana Pemerintah melanjutkan kebijakan penurunan suku bunga deposito perbankan menjadi "single digit" pada tahun 2016.
"Taspen akan menyiasati pola alokasi portofolio investasi deposito, saham, surat berharga maupun investasi langsung," kata Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro, saat Paparan Kinerja 2015 dan Proyeksi 2016, di Gedung Taspen, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Menurut Iqbal, berlanjutnya penurunan suku bunga berlanjut memberikan sinyal agar Taspen segera mengalihkan (shifting) alokasi investasi ke portofolio yang lebih menjanjikan atau yang tidak sensitif terhadap gejolak suku bunga.
Pada tahun 2016 tambahnya, Taspen menargetkan dana kelolaan investasi sekitar Rp162 triliun, atau meningkat 21,2 persen dibanding tahun 2015.
Dari total dana kelolaan sebesar Rp162 triliun itu, sebesar 16 persen dialokasikan untuk deposito diturunkan dari tahun 2015 sebesar 32 persen.
Alokasi untuk saham dinaikan dari sekitar 4 persen 2015 menjadi 12,3 persen pada 2016, investasi pada Surat Utang Negara (SUN)/Surat Berharga Negara (SBN) naik dari 64 persen 2015 menjadi 68 persen tahun 2016.
Selain itu, Taspen juga meningkatkan portofolio investasi menjadi 2,64 persen pada tahun 2016, dari sebelumnya hanya 0,59 persen dari total investasi pada 2015.
"Pengurangan alokasi deposito tentu sejalan dengan penurunan suku bunga. Sedangkan peningkatan pada saham menggunakan asumsi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia berkisar pada level 5.200 poin, naik dari rata-rata Indeks 2015 sekitar 4.500 poin," ujar Iqbal.
Sementara itu, pada investasi langsung, Direktur Investasi Imam Firmansyah mengatakan Taspen pada tahun 2016 menyasar tiga sektor yaitu infrastruktur, properti dan jasa keuangan.
"Porsi investasi langsung sebesar 2,64 persen dati total dana kelolaan akan didominasi pada sektor infrastruktur, kemudian properi dan jasa keuangan," ujar Imam.
Ia menjelaskan, saat ini Taspen sedang menjajaki investasi langsung pada 2 perusahaan BUMN Konstruksi yang diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2016.
Selain itu, Taspen menempatkan investasi langsung pada PT Reasuransi Internasional Indonesia atau Reindo menjadi kepemilikan saham.
"Prinsipnya, Taspen siap mengalihkan dari satu instrumen ke instrumen lainnya, sepanjang dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi pasar. Taspen menganut "flexible asset allocation", namun ada batasan yang tidak boleh dilanggar," tegas Imam.
Pada tahun 2016, Taspen menargetkan hasil investasi sekitar Rp14,98 triliun, naik dari realisasi hasil investasi tahun 2015 sebesar 12,36 triliun.
Saat yang bersamaan pada tahun 2016, Taspen memperkirakan laba bersih sekitar Rp581 miliar, menindkat tipis dibandingkan realisasi laba tahun 2015 sebesar Rp577,9 miliar. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: