HTC Luncurkan Perangkat Virtual Reality dan Ponsel Flagship Terbaru
WE Online, Jakarta - Produsen ponsel asal Taiwan membukukan kerugian pada kuartal yang berakhir pada Maret, disebabkan oleh penurunan tajam dalam penjualan ponsel.
Pendapatan untuk kuartal pertama turun 64 persen menjadi 14.8 miliar dolar Taiwan (US$ 456m), dengan kerugian bersih sebesar 2,6 miliar dolar Taiwan, dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya. Perusahaan telah berjuang untuk bersaing dengan vendor-vendor seperti Apple dan Samsung.
Untuk bangkit dari kerugian, perusahaan menaruh harapan besar pada ponsel flagship generasi terbaru HTC 10 untuk menghidupkan kembali penjualan, seperti halnya dengan perangkat VR headset Vive. Pada bulan April lalu, HTC merilis teknologi terbaru headset Virtual Reality Vive yang ditujukan kepada pengguna, hal itu menjadi sejarah baru bagi HTC dalam terjun ke dunia virtual reality.
"Perbincangan oleh media dan konsumen seputar HTC termasuk peluncuran yang telah lama ditunggu dari smartphone andalan dan perangkat virtual reality Vive, jelas menunjukkan kepemimpinan kami dalam inovasi dan telah memberikan dorongan besar untuk merek HTC," kata Ketua dan CEO HTC Cher Wang dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Selasa (10/5/2016).
Direktur keuangan Chialin Chang menambahkan bahwa perusahaan berharap bisnis smartphone akan mencapai titik impas pada kuartal ketiga. HTC 10, yang dilengkapi dengan kamera depan "ultraselfie" yang dirancang untuk mengurangi risiko tembakan kabur, serta headset Vive diluncurkan pada bulan April tidak tercermin dalam kuartal saat ini.
Keberhasilan dua produk tersebut akan menentukan keberhasilan perusahaan, kata analis Ben Wood dari CCS Insight.
"Kuartal berikutnya akan sangat penting karena kami akan mulai melihat efek dari Vive dan ponsel HTC 10. Perusahaan ini telah benar-benar harus bekerja keras untuk menunjukkan tanda-tanda kemajuan," katanya.
Lima tahun lalu, HTC adalah produsen smartphone terlaris keempat terlaris di dunia dengan pangsa pasar sekitar 9 persen. Tapi pada tahun 2015, vendor asal Taiwan tersebut jatuh ke posisi 17 dengan pangsa sekitar 1 persen, menurut perusahaan riset IDC.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: