WE Online, Purwakarta - Sepatu bisa dibilang produk sejuta umat, sebab hampir semua orang terutama di jaman sekarang pasti memiliki sepatu. Meskipun jenis barang tahan lama, sepatu juga termasuk barang konsumsi, setidaknya 1 tahun sekali orang membeli sepatu baru.
Oleh sebab itu di tengah gejolak ekonomi pasar sepatu seperti tidak mengalami tekanan yang berarti. Pasar tetap tumbuh, seiring terus meningkatnya permintaan alas kaki ini.
Kondisi ini dialami oleh salah satu produsen sepatu terkemuka di Indonesia, PT Sepatu Bata Tbk, Bata. Menurut Presiden Direktur Sepatu Bata Imran Malik, penjualan sepatu di tahun 2015 tumbuh 1,2% dibanding tahun sebelumnya.
Salah satu strategi pemasaran Bata Indonesia untuk mempertahankan pendapatannya, adalah promo di momen lebaran. Di mana pada momen ini masyarakat banyak melakukan belanja pakaian baru termasuk alas kaki berupa sepatu dan sandal.
Untuk menghadapi momen ini, Bata Indonesia mempersiapkan empat juta pasang sepatu, yang terdiri dari 1.000 jenis sepatu. Produk tersebut telah dipasarkan di 560 toko Bata di seluruh Indonesia yang tersebar di tempat-tempat perbelanjaan modern seperti mall dan tradisional seperti toko.
Menurut Imran, konsep sepatu yang ditawarkan Bata adalah family atau keluarga. Sehingga saat masyarakat datang ke toko Bata tidak hanya untuk anak-anak atau orang tua, tapi semuanya bisa membeli.
"Keunggulan produk Bata, harga menarik , kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan dan harga pasaran. Produknya nyaman, sangat awet, trendi, dan sesuai gaya masa kini," urai Imran di Purwakarta, Kamis (2/6/2016).
Diakui oleh Imran, penjualan sepatu di Indonesia mengalami pasang surut dipengaruhi oleh momen. Beberapa momen penting yang membuat penjualan sepatu Bata meningkat seperti lebaran, masuk sekolah, dan natal dan tahun baru. Namun tahun ini kenaikan sekolah dan lebaran hampir berbarengan, sehingga hanya sedikit momen yang dapat digunakan.
Namun demikian, penjualan penjualan sepatu Bata tidak serta merta anjlok. Selain pendapatan yang tumbuh positif, juga dapat dilihat dari produksi sepatu yang masih stabil. Di pabrik sepatu seluas 4,2 hektar, di Purwakarta Jawa Barat, terdapat delapan line, dua line untuk sepatu dengan produksi 1.200 pasang per line per hari, dan enam line untuk sandal dengan produksi 2.400 pasang per line per hari.
"Untuk menghadapi lebaran kami melakukan over produksi berupa 6 hari kerja dan penambahan 2 jam setiap hari. Itu kami lakukan 10 minggu yang lalu, saat ini produknya sudah di toko semua," jelas Manajer Produksi Bata Indonesia, Lilik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement