Fast Retailing Co, pemilik merek pakaian asal Jepang Uniqlo, menghentikan perjalanan ke Bangladesh menyusul serangan teror terburuk di negara tersebut.
Dua puluh orang, termasuk tujuh warga Jepang, tewas setelah militan Islam menyerbu sebuah kafe ternama di ibukota Dhaka pada Jumat lalu.
Mengutip BBC di Jakarta, Selasa (5/7/2016), Toshiba, Mitsubishi Motors, dan beberapa perusahaan Jepang lainnya juga dilaporkan menyarankan pekerja mereka untuk menghindari perjalanan ke sana pada bulan ini. Sekitar 240 perusahaan Jepang beroperasi di negara tersebut.
Uniqlo juga mengatakan terhadap 10 karyawannya di Bangladesh untuk tinggal di rumah. Perusahaan telah memberlakukan pembatasan perjalanan di tempat tersebut pada tahun lalu setelah serangan terhadap orang asing.
Bangladesh merupakan pusat produksi utama untuk pengecer seperti Uniqlo. Para analis memperingatkan bahwa industri garmen mungkin bisa menghadapi kejatuhan.
Industri garmen Bangladesh bernilai sekitar US$ 26 miliar dan menyumbang sekitar 80 persen dari ekspor negara serta jutaan pekerjaan. Negara-negara di Asia Selatan merpakan pemasok pakaian terbesar kedua setelah China, menurut kantor berita Reuters. Pengecer yang memiliki pabrik-pabrik di negara ini di antaranya adalah Marks and Spencer, H & M, dan Gap.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement