Saham Netflix turun tajam setelah perusahaan video streaming tersebut melaporkan penurunan tajam dalam penambahan pelanggan di AS menjelang kenaikan harga.
Perusahaan hanya menambahkan 1,68 juta pengguna dalam tiga bulan yang berakhir hingga Juni, jauh di bawah prediksi sebesar 2,5 juta pengguna. Hal tersebut menunjukan ekspansi pelanggan terlemah dalam tiga tahun.
Perusahaan yang berbasis di California tersebut mengatakan kenaikan harga untuk pelanggan yang ada menyebabkan pembatalan layanan yang lebih tinggi dan memberikan kontribusi untuk hasil yang lebih lemah dari perkiraan.
Mengutip BBC di Jakarta, Rabu (20/7/2016) Netflix mengakui bahwa pertumbuhan telah melambat baik di AS maupun pasar internasional, "Kami tumbuh, tapi tidak secepat yang kita inginkan."
Analis memperkirakan bahwa sekitar 20 juta pelanggan dapat dipaksa untuk membayar antara US$ 1 dan US$ 2 dalam sebulan pada akhir tahun ini.
Netflix mengatakan, kenaikan adalah alasan mengapa perusahaan hanya menambahkan 300.000 pelanggan AS dalam tiga bulan yang berakhir hingga September, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 880.000 pelanggan. Namun kenaikan harga yang lebih tinggi mendorong peningkatan pendapatan kuartal sebesar 28 persen menjadi US$ 2,1 miliar.
Netflix meraih kesuksesan dengan program aslinya, seperti House of Cards, Orange is the New Black, dan Unbreakable Kimmy Schmidt, yang saat ini tersedia di hampir setiap negara. Namun, perusahaan layanan streaming tersebut menghadapi persaingan dari layanan serupa seperti Amazon Prime dan Hulu.
Selain itu Netflix juga menghadapi tantangan melokalkan atau mengadaptasi programnya untuk berbagai negara dan budaya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
