Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sisa Enam Bulan, Ini Langkah Jitu untuk Jokowi Perbaiki Ekonomi

Warta Ekonomi, Jakarta -

Enam bulan pertama tahun 2016, kinerja ekonomi Indonesia belum menunjukkan perbaikan. Ini dibuktikan dimana pada kuartal I-2016 ekonomi dalam negeri hanya tumbuh 4,92%. Lalu apa yang bisa dilakukan pemerintah dalam paruh kedua 2016 untuk menjaga kinerja ekonominya?

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Hendri Saparini membeberkan beberapa langkah yang bisa ditempuh pengambil kebijakan. Pertama, fokus pada mendorong ekonomi domestik.

"Caranya mempercepat dan meningkatkan konsumsi masyarakat," kata Hendri kepada Warta Ekonomi usai menghadiri konferensi pers Core Mid-Year Review 2016: Managing Economic Growth di Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Kemudian langkah kedua memperbaiki dan memaksimalkan instrumen yang dimiliki baik itu kebijakan fiskal, kebijakan sektor riil, dan moneter. Selanjutnya, mendorong dan menjaga target pembangunan ekonomi hanya lewat optimalisasi anggaran pemerintah baik itu belanja APBN dan APBD tidak mencukupi.

"Diperlukan terobosan kebijakan untuk menggerakkan BUMN dan pelaku swasta," tambahnya.

Ketiga mengoptimalkan kebijakan tax amnesty. Tax amnesty, kata Hendri, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan penerimaan pada APBN terutama 2016 atau memperbaiki tax ratio, tetapi ada tujuan besar lainnya yakni menggerakkan sektor keuangan dan sektor riil.

"Pemerintah harus mengembalikan paradigma tax amnesty karena trennya sekarang lebih fokus kalau tax amnesty dilakukan maka penerimaan negara akan naik sehingga bisa menutupi defisit. Padahal, tidak hanya itu tujuannya," jelasnya.

Keempat merancang quantitative easing untuk mendorong industrialisasi. Ini dapat dilakukan dengan cara menyiapkan paket kebijakan yang komprehensif dan mengevaluasi paket kebijakan 1-12 yang dinilai bersifat sektoral.

"Pemerintah harus menyiapkan paket kebijakan yang lebih bersifat policy mix untuk menggerakkan sektor riil," ujarnya.

Kelima merancang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RAPBN 2017 yang memberikan efek stimulus, tetapi lebih realistis baik dalam belanja maupun penerimaan. Kemudian keenam memperbaiki rencana pembangunan infrastruktur agar lebih terintegrasi dengan sektor andalan di daerah sehingga memberikan multiplier effect lebih cepat bagi ekonomi setempat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: