Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IRAI dan Riset Perkebunan Nasional Jalin Kerja Sama Riset Perkebunan

Oleh: ,

Warta Ekonomi, Jakarta -

Upaya dalam pengembangan industri, termasuk perkebunan, tidak dapat lepas dari kebutuhan riset yang mumpuni.

Demi mendorong sinergi riset dan pengembangan sub-sektor perkebunan, PT Riset Perkebunan Nasional (RPN) dan PT Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI) melakukan penandatanganan nota kesepahaman dua pihak sebagai penanda kerja sama dalam menjalankan riset dan pengembangan komoditas perkebunan.

Penandatanganan ini dilakukan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Kamis, 21 Juli 2016. Direktur Utama RPN Teguh Wahyudi dan Direktur Utama IRAI Lin Che Wei menjadi pihak yang menandatangani langsung nota kesepahaman ini. Penandatanganan kedua belah pihak disaksikan pula oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Ir. Musdhalifah Machmud, MM.

Freddy Bernaldy Aritonang dari IRAI mengharapkan bahwa dari kerja sama tersebut akan lahir hasil-hasil riset yang menjadi basis dari pengembangan komoditas perkebunan nasional yang strategis secara berkelanjutan.

"RPN merupakan perusahaan riset yang memiliki pusat penelitian perkebunan tertua di Indonesia. Dengan dilakukannya terobosan-terobosan untuk mendorong performa RPN beserta enam pusat riset yang dinaunginya maka akan semakin besar pula kesempatan yang dimiliki oleh Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai produsen komoditas strategis," katanya dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Jumat (22/7/2016).

Freddy mengatakan bahwa sebagai langkah awal dari penandatanganan nota Kesepahaman ini akan ada dua pilot project utama yang akan dilakukan. Ia menyampaikan salah satu di antaranya adalah riset pengembangan perkebunan tebu dan pabrik gula di luar pulau Jawa.

"Pilot project ini dirasa penting mengingat Indonesia yang sempat berjaya dengan industri gulanya pada dekade tahun 30-an akhirnya semakin terperosok dengan Indonesia sebagai net importer gula akibat kurangnya produksi gula domestik pada sekarang ini," ujarnya.

Ia menjelaskan output dari kedua pilot project tersebut akan mencakup studi kesiapan lahan perkebunan tebu baru di empat provinsi, yakni Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Lampung, dan Papua (Merauke).

"Target kesiapan lahan adalah sebesar 350 ribu hektare. Studi mencakup kecocokan lahan, varietas tebu yang cocok, sampai nilai keekonomiannya," sebutnya.

Adapun, RPN sendiri merupakan induk dari enam pusat penelitian perkebunan di Indonesia yang mencakup Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKI), Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), Pusat Penelitian Karet (PPK), Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI).

Di sisi lain, IRAI merupakan salah satu perusahaan riset dan konsultasi nasional yang memiliki spesialisasi dalam market dan industry research, corporate dan financial advisory, kebijakan publik, serta pelatihan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: