Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BMKG Prediksi Iklim 2025 Ideal Buat Produktivitas Sawit, Namun Perlu Antisipasi

BMKG Prediksi Iklim 2025 Ideal Buat Produktivitas Sawit, Namun Perlu Antisipasi Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Perubahan Iklim, Kedeputian Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), A. Fachry Radjab memprediksi bahwa iklim di tahun 2025 akan normal dan sesuai untuk pertumbuhan maupun produksi sawit. 

Tahun 2025 nanti, ujar dia, curah hujan, kelembaban udara, tingkat evaporasi, dan fluks radiasi matahari diprediksi memenuhi kriteria ideal untuk kelapa sawit.

Untuk diketahui, berdasarkan studi, curah hujan bulanan yang cocok untuk kelapa sawit yakni >100 mm dengan kelembaban udara >75% dan radiasi matahari >185 W/m2. Sementara itu, Enso (El Nino-Southern Oscillation) diprediksi berada pada fase La Nina yang lemah di awal tahun kisaran Januari – Februari sebagaimana La Nina 2024. Kemudian, hingga akhir tahun akan beralih ke fase netral dan bertahan.

Lebih lanjut, curah hujan tahunan 2025 nanti diprediksi normal, mendekati atau sama dengan tahun 2024 dengan IOD yang netral dari awal tahun hingga akhir tahun 2025. Kendati demikian, Fachry mengungkapkan bahwa ada beberapa wilayah yang diprediksi berpotensi mengalami hujan di atas normal sebanyak 12,8% wilayah Indonesia.

Baca Juga: Hadapi Tahun Baru, Sawit Sumbermas (SSMS) Siap Naikkan Laba hingga 80% di 2025

Untuk curah hujan di bulan Januari – Februari 2025, Fachry memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia pada kategori menengah hingga tinggi. Adapun wilayah yang diprediksi bercurah hujan rendah yakni sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sultra, dan Papua Barat Daya.

“Maret-April 2025 curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia umumnya diprediksi pada kategori menengah hingga tinggi. Namun ada beberapa daerah yang diprediksi curah hujannya kategori rendah yaitu sebagian Sumatera, Sulteng, Sulsel dan Papua Barat,” ungkap Fachry, dikutip Senin (30/12/2024).

Sedangkan curah hujan Mei – Juni 2025, sebagian besar wilayah di Indonesia umumnya diprediksi menengah. Namun, ada juga wilayah yang curah hujannya tinggi bahkan sangat tinggi yakni sebagian Kalimantan, Sulsel, Papua dan Maluku.

“Kelembaban udara diprediksi bernilai 65%-95% pada periode Januari-Juni 2025 yang relatif cocok untuk pertumbuhan optimal tanaman sawit. Tingkat evaporasi diprediksi bernilai 100-175 mm/bulan pada Januari-Juni 2025 dan sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan dan Papua memiliki tingkat evaporasi yang lebih tinggi dibanding wilayah lainnya,” jelas Fachry.

Baca Juga: PSR Malaysia dan Indonesia Loyo, Pasokan Kelapa Sawit Dunia Terancam

Selain itu, fluks radiasi matahari pada periode Januari – Juni 2025 diprediksi bernilai 250-300 W/m2 dan umumnya wilayah selatan ekuator mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan utara ekuator sehingga kondisi tersebut sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawit. Pengecualian untuk Mei – Juni 2025 yang berbanding terbalik yakni nilai fluks matahari wilayah utara ekuator lebih besar dibandingkan dengan selatan ekuator.

“Kondisi iklim tahun 2025 diprediksi mayoritas mengalami sifat hujan normal hingga atas normal. Kondisi ini dapat dioptimalkan untuk optimalisasi pengairan dan pengisian waduk, bendungan, embung di lahan pertanian dan perkebunan,” tuturnya.

Oleh sebab itu, pihaknya menyarankan agar wilayah yang diprediksi akan mengalami hujan di atas normal perlu mengambil beberapa langkah antisipatif dan pencegahan. Hal ini agar wilayah-wilayah tersebut bisa menghindari risiko bencana hidrometeorologi basah. Khususnya di wilayah-wilayah yang bakal mengalami hujan baik dengan kategori tinggi maupun sangat tinggi.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: