Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vietnam: TPP akan Bermanfaat Bagi Ekonomi Indonesia

Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Deputi Negosiator Vietnam untuk Kemitraan Trans-Pasifik (Trans Pacific Partnership/TPP) Duta Besar Nguyen Nguyet Nga mengatakan bahwa TPP akan memberi manfaat besar bagi perekonomian Indonesia, sehingga dia mendorong Indonesia untuk bergabung dalam kemitraan tersebut.

"Indonesia sangat penting untuk masuk dalam TPP. Indonesia bisa mendapatkan keuntungan besar dengan bergabung dalam TPP," kata Dubes Nguyen Nguyet Nga di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam kuliah umum bertema "Integrating the Market into the TPP: Lessons Learned from Vietnam" (Mengintegrasikan Pasar ke dalam Kemitraan Trans-Pasifik: Pelajaran dari Vietnam).

Menurut Dubes Nga, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan besar jika memutuskan bergabung dalam TPP.

Untuk itu, kata dia, Vietnam mendorong Indonesia untuk segera menyusun rencana dan membuat persiapan untuk bergabung dalam kemitraan dengan negara-negara anggota TPP lainnya.

Pada kuliah umum itu, Dubes Nga memaparkan beberapa manfaat yang bisa diperoleh Indonesia bila bergabung dalam TPP, salah satunya manfaat yang terkait dengan diversifikasi atau penganekaragaman pasar.

Kemitraan Trans-Pasifik, menurut Nga, juga bisa membantu Indonesia dalam memperluas pasar ekspor, mendorong restrukturisasi ekonomi, memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi, dan membangun konektivitas dengan negara-negara utama kekuatan ekonomi.

Selain itu, kata dia, TPP dapat mendukung Indonesia dalam pengembangan intensif dan reformasi sosial ekonomi.

Manfaat lainnya dari TPP bagi Indonesia, lanjut Dubes Nga, adalah memberikan posisi yang lebih baik untuk Indonesia dalam negosiasi perjanjian perdagangan bebas (FTA) lainnya.

Namun, Nga pun mengakui bahwa ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi Indonesia, dan juga Vietnam, ketika bergabung dalam TPP.

"Sebagai pendatang baru (nantinya di TPP), tentu ada tantangan untuk Indonesia. Dan kami memiliki pengalaman yang sama ketika harus memutuskan apakah kami akan bergabung dalam TPP atau tidak," ujar dia.

Dia menyebutkan salah satu tantangan yang paling penting bagi Vietnam adalah masalah tenaga kerja. Menurut dia, Vietnam masih perlu melakukan reformasi domestik, kemudian merestrukturisasi kebijakan ekonomi serta meningkatkan kemampuan rakyat agar mampu berkompetisi.

"Kekhawatiran atas dampak negatif dari TPP juga menjadi tantangan dalam domestik kami," tuturnya.

Terkait kemungkinan lebih beratnya tantangan bagi negara-negara non-negosiator, seperti Indonesia, yang akan bergabung ke dalam TPP, Nga berpendapat bahwa akan lebih baik bagi Pemerintah Indonesia untuk segera melakukan penelitian dan kajian terkait posisi Indonesia dalam TPP.

"Memang benar Indonesia 'late comer' (dalam TPP) dan ada beberapa tantangan untuk Indonesia. Namun, Indonesia bukan satu-satunya pendatang baru. Yang penting adalah kapan anda akan memulai negosiasi, lebih cepat lebih baik," ucap Nga. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: