IGJ Nyatakan Keluarnya AS dari TPP Perlu Jadi Pembelajaran
Lembaga Indonesia for Global Justice (IGJ) menyatakan keluarnya Amerika Serikat dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) di bawah Presiden Donald Trump perlu menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk mengoreksi kebijakan ekonominya.
"Ada upaya dari beberapa negara untuk mengimpor aturan-aturan perjanjian TPP ke dalam RCEP (Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional). Dan ini sangat berbahaya," kata Direktur Eksekutif IGJ Rachmi Hertanti di Jakarta, Kamis (1/12/2016).
TTP merupakan kerja sama perdagangan yang diinisiasi AS bersama 11 negara lainnya di kawasan Asia Pasifik, sedangkan RCEP adalah kerja sama antara ASEAN dan enam negara mitra, salah satunya adalah China.
Menurut Rachmi, pembelajaran yang dapat diambil antara lain adalah kerja sama ekonomi dan perdagangan bagi Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang berorientasi kepada kesejahteraan dan keadilan sosial.
"Kerjasama tersebut harusnya dalam kerangka solidaritas antar bangsa dan saling meneguhkan perdamaian dunia," katanya.
Sementara itu, Koordinator Solidaritas Perempuan Puspa Dewi mendesak agar Pemerintah Indonesia tidak menandatangani Perjanjian RCEP yang mengatur ketentuan merugikan bagi Indonesia.
Dengan kegagalan yang dihadapi TPP, Puspa Dewi mengutarakan harapannya agar jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama dalam RCEP.
Sebagaimana diwartakan, Pemerintah menyatakan bahwa kerangka kerja sama dalam kemitraan ekonomi komprehensif regional (RCEP) dinilai jauh lebih siap dibandingkan dengan TPP, terlebih jika Amerika Serikat pada akhirnya menarik diri dari kesepakatan itu.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat berdiskusi dengan wartawan di Jakarta, Selasa (22/11). Ia mengatakan, jika akhirnya Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump menarik diri dari TPP, kerja sama tersebut menjadi kurang menarik lagi.
Enggartiasto mengatakan, saat ini posisi RCEP dinilai mampu memberikan kepastian dibandingkan dengan TPP. Indonesia sendiri, baru menyatakan tertarik pada kerja sama yang dimotori Presiden Barack Obama tersebut, akan tetapi belum menyatakan bergabung.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sempat mengusulkan kerja sama antara ASEAN dan "Pacific Alliance" sebagai alternatif dari TPP yang digagas sejumlah negara di Asia dan Pasifik.
"Kalau TPP tidak jadi, kenapa ASEAN dan Pacific Alliance tidak bangun hubungan. Itu kan lebih baik daripada TPP," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, di sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Lima, Peru, Sabtu (19/11).
Pacific Alliance beranggotakan Meksiko, Peru, Chile, dan Kolombia. Dari empat negara tersebut hanya Kolombia yang bukan anggota APEC. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement