Bank sentral Selandia Baru (RBNZ) memangkas tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin ke rekor terendah menjadi dua persen.
Penurunan ini sejalan dengan ekspektasi pasar, namun bank juga mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan lebih lanjut pada tahun ini untuk memacu perekonomian. Kondisi ekonomi global yang lemah dan tingkat suku bunga yang relatif rendah telah menyebabkan dolar Selandia Baru menguat.
"Nilai tukar yang tinggi menambah tekanan lebih lanjut untuk ekspor dan impor, serta inflasi global yang rendah, menyebabkan inflasi negatif di sektor barang perdagangan," kata Gubernur RBNZ Graeme Wheeler dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman AFP di Jakarta, Kamis (11/8/2016).
"Proyeksi dan asumsi kami saat ini menunjukkan bahwa pelonggaran kebijakan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan inflasi akan berada di dalam target pada akhir tahun," lanjutnya.
Wheeler didorong untuk melakukan pelonggaran moneter menyusul menguatnya dolar Selandia Baru, yang menekan impor dan menahan inflasi di bawah target RBNZ sebesar 1 hingga 3 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
